Mahyudin: Demonstrasi 25 November Rawan "Penumpang Gelap"
Senin, 21 November 2016 20:23 WIB
Wakil Ketua MPR Mahyudin (ANTARA News/Try Reza Essra)
Jakarta Antara Jateng - Terkait rencana aksi demonstrasi pada 25 November dan 2 Desember mendatang, Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengimbau masyarakat untuk membatalkan rencana tersebut karena tuntutan demo sebelumnya telah terpenuhi.
"Demo itu bahaya. Rawan disusupi, rawan ditungangi penumpang gelap. Nanti yang susah kita juga, rakyat juga," katanya dalam sosialisasi Empat Pilar MPR di Balikpapan, Kalimantan Timur, seperti dilansir dalam keterangan tertulis, Senin.
Menurut Mahyudin, tuntutan para pendemo saat melakukan aksi pada 4 November 2016 sudah dipenuhi yaitu meminta gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk diproses secara hukum.
"Sekarang Ahok sudah tersangka jadi untuk apa demo-demo lagi? Tujuannya untuk apa demo-demo lagi?" tanya dia.
Mahyudin mengatakan, masyarakat sebaiknya mendukung pemerintah untuk menjalankan program-program sesuai misi dan visi Presiden. "Kalau ada yang semangat mau jadi presiden maju tahun 2019, jangan sekarang," kata politisi Partai Golkar itu.
Ia menambahkan, Bhinneka Tunggal Ika dari dulu terus diuji. Perbedaan dan perpecahan sudah ada sejak zaman dahulu.
"Kita merdeka baru 71 tahun. Dalam perjalanannya kita mengalami ujian. Dulu ada pemberontakan DI/TII, ada Permesta, ada G30 S. Jadi kebhinnekaan itu bukan luntur tapi sedang diuji," kata Mahyudin.
"Demo itu bahaya. Rawan disusupi, rawan ditungangi penumpang gelap. Nanti yang susah kita juga, rakyat juga," katanya dalam sosialisasi Empat Pilar MPR di Balikpapan, Kalimantan Timur, seperti dilansir dalam keterangan tertulis, Senin.
Menurut Mahyudin, tuntutan para pendemo saat melakukan aksi pada 4 November 2016 sudah dipenuhi yaitu meminta gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk diproses secara hukum.
"Sekarang Ahok sudah tersangka jadi untuk apa demo-demo lagi? Tujuannya untuk apa demo-demo lagi?" tanya dia.
Mahyudin mengatakan, masyarakat sebaiknya mendukung pemerintah untuk menjalankan program-program sesuai misi dan visi Presiden. "Kalau ada yang semangat mau jadi presiden maju tahun 2019, jangan sekarang," kata politisi Partai Golkar itu.
Ia menambahkan, Bhinneka Tunggal Ika dari dulu terus diuji. Perbedaan dan perpecahan sudah ada sejak zaman dahulu.
"Kita merdeka baru 71 tahun. Dalam perjalanannya kita mengalami ujian. Dulu ada pemberontakan DI/TII, ada Permesta, ada G30 S. Jadi kebhinnekaan itu bukan luntur tapi sedang diuji," kata Mahyudin.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kisruh di UNS, ratusan mahasiswa FKOR demo tuntut penjelasan somasi dari MWA
02 February 2023 17:00 WIB, 2023
150 aparat sekat perbatasan Jakarta Timur antisipasi gerakan tiga kelompok
18 December 2020 11:52 WIB, 2020
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017