Presiden Duterte Minta Abu Sayyaf Hentikan Penculikan dan Mari Berunding
Sabtu, 26 November 2016 7:13 WIB
Presiden Filipina, Rodrigo R. Duterte (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Manila, Antara Jateng - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Jumat, mengulurkan tawaran perdamaian kepada Abu Sayyaf dengan meminta kelompok pemberontak itu mulai berunding pemerintah serta menghentikan pembajakan dan penculikan.
Beberapa bulan sebelumnya, Duterte sempat mengatakan tidak akan ada penyelesaian damai dalam menghadap Abu Sayyaf.
Namun, sementara pasukan berkekuatan 10.000 personel di Filipina selatan tidak mampu mengendalikan penyanderaan dan keamanan warga sipil bisa terancam, Duterte mengatakan perang habis-habisan bukan jawabannya.
"Saya bisa saja jahat, tapi ini soal bangsa. Bisa saja saya lakukan saat ini juga," kata Duterte soal menghabisi Abu Sayyaf, setelah ia mengunjungi para prajurit yang terluka ketika berperang melawan para milisi.
"Saya bisa saja mengebomi mereka... tapi apa manfaatnya untuk kita? (Kalau ada yang, red) membunuh 20.000 orang, lalu kita menghabisi mereka (pelaku, red), mengebom mereka sampai mati. Apakah akan membawa perdamaian kalau saya menggunakan kekuatan?
"Kalau ingin berunding, saya bisa bertemu mereka di mana saja. Saya bisa pergi sendiri. Kasih rakyat kita kesempatan."
Abu Sayyaf, yang memiliki kubu kekuatan di pulau Jolo dan Basilan, saat ini sedang menyandera 22 orang, yang sebagian besarnya merupakan warga asing. Kelompok itu menuntut tebusan puluhan ribu dolar bagi pembebasan para sandera.
Kelompok Abu Sayyaf awal tahun ini melakukan pemenggalan kepala terhadap dua sandera asal Kanada, mengundang kecaman dari dunia internasional.
Duterte telah meluncurkan proses perdamaian di seluruh negeri dengan para pemberontak Mao serta kelompok-kelompok separatis bersenjata dengan tujuan untuk menerapkan federalisme di Filipina.
Namun, ia mengatakan proses tersebut tidak melibatkan milisi Abu Sayyaf karena kelompok itu adalah musuh negara yang kejam dan telah membunuhi orang-orang tak bersalah karena uang.
Pada Jumat, Duterte mengatakan perundingan bisa dilangsungkan jika para pemberontak berhenti melakukan aksi-aksi ilegal mereka.
"Saya akan membangun sebuah rumah sakit di Basilan, jangan culik para pekerja, biarkan mereka bekerja. Kalau kalian (kelompok pemberontak, red) bisa benar-benar berhenti (melakukan aksi ilegal, red), mari kita berunding," ujarnya, dilaporkan Reuters.
Beberapa bulan sebelumnya, Duterte sempat mengatakan tidak akan ada penyelesaian damai dalam menghadap Abu Sayyaf.
Namun, sementara pasukan berkekuatan 10.000 personel di Filipina selatan tidak mampu mengendalikan penyanderaan dan keamanan warga sipil bisa terancam, Duterte mengatakan perang habis-habisan bukan jawabannya.
"Saya bisa saja jahat, tapi ini soal bangsa. Bisa saja saya lakukan saat ini juga," kata Duterte soal menghabisi Abu Sayyaf, setelah ia mengunjungi para prajurit yang terluka ketika berperang melawan para milisi.
"Saya bisa saja mengebomi mereka... tapi apa manfaatnya untuk kita? (Kalau ada yang, red) membunuh 20.000 orang, lalu kita menghabisi mereka (pelaku, red), mengebom mereka sampai mati. Apakah akan membawa perdamaian kalau saya menggunakan kekuatan?
"Kalau ingin berunding, saya bisa bertemu mereka di mana saja. Saya bisa pergi sendiri. Kasih rakyat kita kesempatan."
Abu Sayyaf, yang memiliki kubu kekuatan di pulau Jolo dan Basilan, saat ini sedang menyandera 22 orang, yang sebagian besarnya merupakan warga asing. Kelompok itu menuntut tebusan puluhan ribu dolar bagi pembebasan para sandera.
Kelompok Abu Sayyaf awal tahun ini melakukan pemenggalan kepala terhadap dua sandera asal Kanada, mengundang kecaman dari dunia internasional.
Duterte telah meluncurkan proses perdamaian di seluruh negeri dengan para pemberontak Mao serta kelompok-kelompok separatis bersenjata dengan tujuan untuk menerapkan federalisme di Filipina.
Namun, ia mengatakan proses tersebut tidak melibatkan milisi Abu Sayyaf karena kelompok itu adalah musuh negara yang kejam dan telah membunuhi orang-orang tak bersalah karena uang.
Pada Jumat, Duterte mengatakan perundingan bisa dilangsungkan jika para pemberontak berhenti melakukan aksi-aksi ilegal mereka.
"Saya akan membangun sebuah rumah sakit di Basilan, jangan culik para pekerja, biarkan mereka bekerja. Kalau kalian (kelompok pemberontak, red) bisa benar-benar berhenti (melakukan aksi ilegal, red), mari kita berunding," ujarnya, dilaporkan Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Presiden Filipina tak akan minta maaf atas kematian dalam perang antinarkoba
05 January 2022 9:26 WIB, 2022
Presiden Duterte pertahankan aturan jaga jarak satu meter di Filipina
19 September 2020 14:16 WIB, 2020
Presiden Duterte soal pelanggar karantina wilayah Filipina, 'tembak saja'
02 April 2020 14:55 WIB, 2020
Kemenhan: Tawaran Duterte untuk Buat Pasukan Khusus Masih Perlu Dibahas
06 September 2017 16:15 WIB, 2017
Presiden Filipina Teken Aturan Gratis Biaya Kuliah di Universitas Negeri
05 August 2017 10:56 WIB, 2017
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017