Kepala Wihara: Kekerasan Rohingya Bukan Ajaran Buddha
Senin, 28 November 2016 6:44 WIB
Perempuan pengungsi Rohingya beraktivitas di tempat penampungan sementara Desa Blang Ado kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh. Rabu (17/6/15). Imigrasi bersama pihak United Nations High Commissioner for Refugees (UHNCR) dan pihak International Org
Semarang, Antara Jateng - Kepala Wihara Tanah Putih Semarang Bikkhu Cattamano Thera menilai kekerasan yang dialami warga Rohingnya di Myanmar tidak selaras dengan ajaran agama Buddha.
"Agama beda dengan politik. Bicara agama, bicara baik dan buruk," kata Cattamano, di Semarang, Minggu (27/11).
Menurut dia, agama mengembangkan hal-hal yang baik, menjauhkan diri dari kekerasan dan sifat memusnahkan.
Ia menyayangkan tragedi kemanusiaan yang terjadi terhadap warga muslim Rohingnya tersebut.
"Ada mahkluk yang menderita, kita harus turut meringankan beban, jangan sampai kehidupan mereka tertindas," kata Bikkhu anggota Sangha Theravada Indonesia tersebut.
Dia menegaskan agama Buddha mengembangkan cinta kasih.
Ia menambahkan cinta kasih dimulai dengan menahan diri untuk tidak melakukan hal buruk atau tidak baik.
Mengembangkan sikap luhur, kata dia, selaras dengan ajaran Sang Buddha.
Ia menambahkan menebar cinta kasih dapat dimulai dari diri sendiri dengan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal buruk.
"Agama beda dengan politik. Bicara agama, bicara baik dan buruk," kata Cattamano, di Semarang, Minggu (27/11).
Menurut dia, agama mengembangkan hal-hal yang baik, menjauhkan diri dari kekerasan dan sifat memusnahkan.
Ia menyayangkan tragedi kemanusiaan yang terjadi terhadap warga muslim Rohingnya tersebut.
"Ada mahkluk yang menderita, kita harus turut meringankan beban, jangan sampai kehidupan mereka tertindas," kata Bikkhu anggota Sangha Theravada Indonesia tersebut.
Dia menegaskan agama Buddha mengembangkan cinta kasih.
Ia menambahkan cinta kasih dimulai dengan menahan diri untuk tidak melakukan hal buruk atau tidak baik.
Mengembangkan sikap luhur, kata dia, selaras dengan ajaran Sang Buddha.
Ia menambahkan menebar cinta kasih dapat dimulai dari diri sendiri dengan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal buruk.
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2025