Tim Putri Wissemu berhasil Tancapkan Merah Putih di Puncak Vinson Massif
Senin, 9 Januari 2017 13:16 WIB
Jakarta Antara Jateng - Tim putri pemanjat gunung dari Universitas Parahyangan, Bandung, The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (Wissemu) berhasil menancapkan bendera Merah Putih, di puncak tertinggi Benua Antarktika, Gunung Vinson Massif (4.892 mdpl).
Siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, menyebutkan, di puncak gunung es itu mereka juga memainkan angklung yang mereka bawa dari Indonesia.
Keberhasilan Tim Wissemu yang beranggotakan dua pendaki perempuan ini terjadi pada pukul 23.48 waktu setempat, Rabu, 4 Januari (pukul 09.48 WIB, Kamis, 5 Januari).
"Keberhasilan mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi di Antarktika merupakan persembahan bagi persatuan bangsa Indonesia," kata salah satu pendaki, Mathilda Dewi Lestari.
Para pendaki mulai menuju puncak dari High Camp pukul 12.00 waktu setempat, 4 Januari 2017, tim harus menempuh jarak 14 kilometer, selama 12 jam pendakian.
Pendakian menuju puncak dari titik terakhir ini pun ditemani juga cuaca cerah namun angin kenjang dan hawa dingin dengan suhu udara mencapai -33 derajat Celcius.
Untuk mencapai puncak Vinson Massif, Tim Wissemu telah melalui perjalanan dan pendakian panjang selama kurang lebih empat hari terhitung sejak 1 Januari 2017.
Sempat singgah dan beristirahat di Low Camp (2.800 mdpl), tim melanjutkan aklimatisasi sekaligus memuat barang dan perlengkapan bawaan ke High Camp (3.770 mdpl) pada esok harinya.
Pendakian menuju High Camp ini tidak mudah, suhu udara selama perjalanan yang mencapai -30 Celcius disertai hujan saju, ditambah dengan elevasi 1.020 m dan kemiringan mencapai 45 derajat memaksa tim harus menggunakan bantuan dan teknik pemakaian tali-temali untuk dapat sampai ke titik ini.
Selain untuk mengejar misi Seven Summits, keberhasilan mencapai Puncak Vinson di benua Antarktika ini merupakan suatu bentuk persembahan dari Mahitala Unpar untuk persatuan Bangsa Indonesia dan untuk seluruh perempuan Indonesia agar selalu berani bermimpi setinggi-tingginya.
Pendakian ini membuat Tim Wissemu tercatat sebagai dua perempuan Indonesia pertama yang menapakkan kakinya di Puncak Gunung Vinson Massif.
Siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, menyebutkan, di puncak gunung es itu mereka juga memainkan angklung yang mereka bawa dari Indonesia.
Keberhasilan Tim Wissemu yang beranggotakan dua pendaki perempuan ini terjadi pada pukul 23.48 waktu setempat, Rabu, 4 Januari (pukul 09.48 WIB, Kamis, 5 Januari).
"Keberhasilan mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi di Antarktika merupakan persembahan bagi persatuan bangsa Indonesia," kata salah satu pendaki, Mathilda Dewi Lestari.
Para pendaki mulai menuju puncak dari High Camp pukul 12.00 waktu setempat, 4 Januari 2017, tim harus menempuh jarak 14 kilometer, selama 12 jam pendakian.
Pendakian menuju puncak dari titik terakhir ini pun ditemani juga cuaca cerah namun angin kenjang dan hawa dingin dengan suhu udara mencapai -33 derajat Celcius.
Untuk mencapai puncak Vinson Massif, Tim Wissemu telah melalui perjalanan dan pendakian panjang selama kurang lebih empat hari terhitung sejak 1 Januari 2017.
Sempat singgah dan beristirahat di Low Camp (2.800 mdpl), tim melanjutkan aklimatisasi sekaligus memuat barang dan perlengkapan bawaan ke High Camp (3.770 mdpl) pada esok harinya.
Pendakian menuju High Camp ini tidak mudah, suhu udara selama perjalanan yang mencapai -30 Celcius disertai hujan saju, ditambah dengan elevasi 1.020 m dan kemiringan mencapai 45 derajat memaksa tim harus menggunakan bantuan dan teknik pemakaian tali-temali untuk dapat sampai ke titik ini.
Selain untuk mengejar misi Seven Summits, keberhasilan mencapai Puncak Vinson di benua Antarktika ini merupakan suatu bentuk persembahan dari Mahitala Unpar untuk persatuan Bangsa Indonesia dan untuk seluruh perempuan Indonesia agar selalu berani bermimpi setinggi-tingginya.
Pendakian ini membuat Tim Wissemu tercatat sebagai dua perempuan Indonesia pertama yang menapakkan kakinya di Puncak Gunung Vinson Massif.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Umum
Lihat Juga
Kak Seto Minta Dinsos Awasi Panti agar tidak Terjadi Tindak Kekerasan
31 January 2017 15:39 WIB, 2017
Ketinggian Air Bengawan Solo di Lamongan Siaga I , Daerah Hilir diminta Waspada
31 January 2017 11:31 WIB, 2017
Khofifah Bangga Lahir dari "Rahim" NU Dibesarkan dalam Tradisi Organisasi Islam
31 January 2017 11:22 WIB, 2017
Menlu: 24 Jenazah Korban Kapal sudah Ditemukan, Delapan Siap Dipulangkan
27 January 2017 18:48 WIB, 2017
Menlu Pastikan Endah Cakrawati menjadi Korban Pesawat Jatuh di Australia
27 January 2017 17:38 WIB, 2017