Solo, ANTARA JATENG - Ribuan kue keranjang (makanan khas warga Tionghoa) akan dibagikan kepada masyarakat pada pergelaran Grebeg Sudiro 2017 untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek di kawasan Pasar Gede Solo, Minggu (22/1).

         Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2017 Wahyu Sugiarto di Solo, Selasa, mengatakan bahwa pada acara bertema "Pesona Budaya dalam Warna Kebhinnekaan" itu sebanyak 4.000 kue ranjang kepada masyarakat.

         Menurut Wahyu Sugiarto, kegiatan menyebar kue keranjang menjadi tradisi.

         "Kegiatan Grebeg Sudiro Solo ini sudah menginjak yang ke-10 tahun ini. Pada tahun ini disediakan sebanyak empat kuintal bahan kue keranjang," katanya.

         Kue keranjang tersebut sebelum dibagikan disusun dalam replika bangunan untuk dikirab terlebih dahulu di Kelurahan Sudiroprajan, Jebres, Solo.

         "Dua replika utama yang tersusun dari kue keranjang itu membentuk tugu jam Pasar Gede dan Pagoda Horyuji Temple di Jepang. Hal ini simbol perpaduan budaya," katanya.

         Ia menjelaskan bahwa kirab Grebeg Sudiro akan menempuh jarak sekitar 4 kilometer mulai rute Pasar Gede-Jenderal Sudirman-Gladag-Lodji Wetan-Jalan Kapten Mulyadi-Ketandan-R.E. Martadinata-Ir. Juanda, dan kembali ke Pasar Gede.

         Menurut dia, dua bangunan replika tugu dari kue keranjang tersebut setelah dikirab langsung diperebutkan oleh ribuan orang yang memadati areal depan Pasar Gede.

         Kegiatan tersebut, kata dia, sebagai gambaran pembaruan berbagai etnis dan budaya di Kelurahan Sudiroprajan sekaligus ajang promosi potensi ekonomi serta budaya masyarakat setempat.

         "Bahkan, Grebeg Sudiro merupakan gambaran masyarakat pluralis dan kerukunan umat beragama serta etnis di Kota Solo. Model pembauran cukup efektif antara etnis Jawa dan Tionghoa melalui tradisi budaya, kesenian, olahraga, pelayanan kesehatan, dan ekonomi," katanya.