4.000 Kue Keranjang Bakal Dibagikan pada Grebeg Sudiro
Selasa, 17 Januari 2017 20:35 WIB
Panitia Grebeg Sudiro memberi penjelasan kepada awak media di Solo, Selasa. Foto: ANTARAJATENG.COM/Bambang Dwi Marwoto
Solo, ANTARA JATENG - Ribuan kue keranjang (makanan khas warga Tionghoa) akan dibagikan kepada masyarakat pada pergelaran Grebeg Sudiro 2017 untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek di kawasan Pasar Gede Solo, Minggu (22/1).
        Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2017 Wahyu Sugiarto di Solo, Selasa, mengatakan bahwa pada acara bertema "Pesona Budaya dalam Warna Kebhinnekaan" itu sebanyak 4.000 kue ranjang kepada masyarakat.
        Menurut Wahyu Sugiarto, kegiatan menyebar kue keranjang menjadi tradisi.
        "Kegiatan Grebeg Sudiro Solo ini sudah menginjak yang ke-10 tahun ini. Pada tahun ini disediakan sebanyak empat kuintal bahan kue keranjang," katanya.
        Kue keranjang tersebut sebelum dibagikan disusun dalam replika bangunan untuk dikirab terlebih dahulu di Kelurahan Sudiroprajan, Jebres, Solo.
        "Dua replika utama yang tersusun dari kue keranjang itu membentuk tugu jam Pasar Gede dan Pagoda Horyuji Temple di Jepang. Hal ini simbol perpaduan budaya," katanya.
        Ia menjelaskan bahwa kirab Grebeg Sudiro akan menempuh jarak sekitar 4 kilometer mulai rute Pasar Gede-Jenderal Sudirman-Gladag-Lodji Wetan-Jalan Kapten Mulyadi-Ketandan-R.E. Martadinata-Ir. Juanda, dan kembali ke Pasar Gede.
        Menurut dia, dua bangunan replika tugu dari kue keranjang tersebut setelah dikirab langsung diperebutkan oleh ribuan orang yang memadati areal depan Pasar Gede.
        Kegiatan tersebut, kata dia, sebagai gambaran pembaruan berbagai etnis dan budaya di Kelurahan Sudiroprajan sekaligus ajang promosi potensi ekonomi serta budaya masyarakat setempat.
        "Bahkan, Grebeg Sudiro merupakan gambaran masyarakat pluralis dan kerukunan umat beragama serta etnis di Kota Solo. Model pembauran cukup efektif antara etnis Jawa dan Tionghoa melalui tradisi budaya, kesenian, olahraga, pelayanan kesehatan, dan ekonomi," katanya.
        Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2017 Wahyu Sugiarto di Solo, Selasa, mengatakan bahwa pada acara bertema "Pesona Budaya dalam Warna Kebhinnekaan" itu sebanyak 4.000 kue ranjang kepada masyarakat.
        Menurut Wahyu Sugiarto, kegiatan menyebar kue keranjang menjadi tradisi.
        "Kegiatan Grebeg Sudiro Solo ini sudah menginjak yang ke-10 tahun ini. Pada tahun ini disediakan sebanyak empat kuintal bahan kue keranjang," katanya.
        Kue keranjang tersebut sebelum dibagikan disusun dalam replika bangunan untuk dikirab terlebih dahulu di Kelurahan Sudiroprajan, Jebres, Solo.
        "Dua replika utama yang tersusun dari kue keranjang itu membentuk tugu jam Pasar Gede dan Pagoda Horyuji Temple di Jepang. Hal ini simbol perpaduan budaya," katanya.
        Ia menjelaskan bahwa kirab Grebeg Sudiro akan menempuh jarak sekitar 4 kilometer mulai rute Pasar Gede-Jenderal Sudirman-Gladag-Lodji Wetan-Jalan Kapten Mulyadi-Ketandan-R.E. Martadinata-Ir. Juanda, dan kembali ke Pasar Gede.
        Menurut dia, dua bangunan replika tugu dari kue keranjang tersebut setelah dikirab langsung diperebutkan oleh ribuan orang yang memadati areal depan Pasar Gede.
        Kegiatan tersebut, kata dia, sebagai gambaran pembaruan berbagai etnis dan budaya di Kelurahan Sudiroprajan sekaligus ajang promosi potensi ekonomi serta budaya masyarakat setempat.
        "Bahkan, Grebeg Sudiro merupakan gambaran masyarakat pluralis dan kerukunan umat beragama serta etnis di Kota Solo. Model pembauran cukup efektif antara etnis Jawa dan Tionghoa melalui tradisi budaya, kesenian, olahraga, pelayanan kesehatan, dan ekonomi," katanya.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Berkat Holding Ultra Mikro BRI, penjual kue dan baju ini bisa menopang perekonomian keluarga
25 June 2024 22:43 WIB
Terpopuler - Alfamart
Lihat Juga
Perayaan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Tawangmangu Pesta Kembang Api
01 January 2017 8:32 WIB, 2017
Sambut Tahun Baru, Boyolali Gelar Pertunjukan di 22 Titik Termasuk Godbless
29 December 2016 13:55 WIB, 2016