Gara-Gara Bergurau Tentang Bom dalam Pesawat Dua WNI masih Ditahan
Rabu, 18 Januari 2017 17:11 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir. (ANTARA FOTO/Suwandy)
Jakarta, ANTARA JATENG - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) masih berupaya membebaskan dua warga negara Indonesia (WNI) yang ditahan karena bergurau tentang bom di dalam pesawat di Bandara Jeddah, Arab Saudi.
"Dari sejak awal kasus ini terjadi, KJRI Jeddah sudah memberi pendampingan. KJRI terus melakukan upaya diplomasi dan pendampingan untuk meyakinkan bahwa ucapan yang bersangkutan diucapkan dalam konteks bercanda dan dia tidak akan mengulangi perbuatannya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Rabu.
KJRI, ia menjelaskan, sedang berupaya agar kasus penahanan dua WNI tersebut tidak sampai berlanjut ke pengadilan.
WNI berinisial UWD (56) asal Jombang dan TKW (50) asal Magetan, Jawa Timur, tidak bisa pulang sesuai jadwal usai menunaikan ibadah umrah. Keduanya ditahan sementara di penjara khusus perempuan di daerah Dahban, Jeddah, setelah menyebut kata bom.
Menurut siaran pers Kementerian Luar Negeri, kedua penumpang kakak-beradik itu telah berada di dalam pesawat Royal Brunei yang akan terbang dari Jeddah pada Selasa (10/1) pukul 18.30 waktu setempat, ketika seorang pramugari menghampiri dan menawarkan bantuan untuk mengangkat barang-barang kedua WNI tersebut yang terlihat kesulitan.
"Berat banget Bu. Koper ini apa isinya?" tanya paramugari dalam bahasa Melayu.
"Dari Arab Saudi masa bawa bom. Ya, oleh-oleh lah bu," jawab satu dari dua WNI yang kemudian ditahan.
Lontaran soal bom itu membuat sang pramugari bergegas ke ruang pilot dan melaporkan ulah kedua penumpang WNI tersebut.
Sekitar setengah jam kemudian, sang pramugari kembali lagi bersama beberapa petugas keamanan dan penanggung jawab Maskapai Royal Brunei di King Abdulaziz International Airport. Kedua WNI itu langsung diminta turun dan dibawa oleh petugas keamanan.
Pesawat Royal Brunei yang seharusnya berangkat pada pukul 18.30 pada Selasa (10/1) akhirnya ditunda keberangkatannya hingga keesokan harinya, Rabu (11/1), 14 jam lebih lambat dari jadwal semula.
Seluruh jamaah yang sudah berada di dalam pesawat diminta turun dan menjalani pemeriksaan ulang dan cek bagasi. Setelah menerima informasi mengenai penahanan kedua WNI itu, Tim Pelayanan dan Perlindungan KJRI Jeddah menugaskan staf konsuler untuk menindaklanjutinya.
"Dari sejak awal kasus ini terjadi, KJRI Jeddah sudah memberi pendampingan. KJRI terus melakukan upaya diplomasi dan pendampingan untuk meyakinkan bahwa ucapan yang bersangkutan diucapkan dalam konteks bercanda dan dia tidak akan mengulangi perbuatannya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Rabu.
KJRI, ia menjelaskan, sedang berupaya agar kasus penahanan dua WNI tersebut tidak sampai berlanjut ke pengadilan.
WNI berinisial UWD (56) asal Jombang dan TKW (50) asal Magetan, Jawa Timur, tidak bisa pulang sesuai jadwal usai menunaikan ibadah umrah. Keduanya ditahan sementara di penjara khusus perempuan di daerah Dahban, Jeddah, setelah menyebut kata bom.
Menurut siaran pers Kementerian Luar Negeri, kedua penumpang kakak-beradik itu telah berada di dalam pesawat Royal Brunei yang akan terbang dari Jeddah pada Selasa (10/1) pukul 18.30 waktu setempat, ketika seorang pramugari menghampiri dan menawarkan bantuan untuk mengangkat barang-barang kedua WNI tersebut yang terlihat kesulitan.
"Berat banget Bu. Koper ini apa isinya?" tanya paramugari dalam bahasa Melayu.
"Dari Arab Saudi masa bawa bom. Ya, oleh-oleh lah bu," jawab satu dari dua WNI yang kemudian ditahan.
Lontaran soal bom itu membuat sang pramugari bergegas ke ruang pilot dan melaporkan ulah kedua penumpang WNI tersebut.
Sekitar setengah jam kemudian, sang pramugari kembali lagi bersama beberapa petugas keamanan dan penanggung jawab Maskapai Royal Brunei di King Abdulaziz International Airport. Kedua WNI itu langsung diminta turun dan dibawa oleh petugas keamanan.
Pesawat Royal Brunei yang seharusnya berangkat pada pukul 18.30 pada Selasa (10/1) akhirnya ditunda keberangkatannya hingga keesokan harinya, Rabu (11/1), 14 jam lebih lambat dari jadwal semula.
Seluruh jamaah yang sudah berada di dalam pesawat diminta turun dan menjalani pemeriksaan ulang dan cek bagasi. Setelah menerima informasi mengenai penahanan kedua WNI itu, Tim Pelayanan dan Perlindungan KJRI Jeddah menugaskan staf konsuler untuk menindaklanjutinya.
Pewarta : Yuni Arisandy
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017