Senat AS Kukuhkan Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Negeri AS
Kamis, 2 Februari 2017 6:31 WIB
Ilustrasi: Bendera Amerika Serikat. (Public Domain Pictures)
Washington, ANTARA JATENG- Senat Amerika Serikat pada Rabu mengukuhkan mantan Kepala ExxonMobil Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Negeri AS.
Tillerson mendapat suara dukungan 56 berbanding 43. Tiga anggota parlemen Demokrat dan satu independen bergabung dengan kalangan Republik memberikan persetujuan. Senator Demokrat, Chris Coons, tidak mengikuti pemungutan suara.
Pengukuhan diberikan kendati ada keraguan menyangkut sikap Tillerson terhadap Rusia, mengingat sang mantan kepala perusahaan itu sebelumnya memiliki hubungan bisnis dengan Rusia serta hubungan dengan pemimpin negara itu.
Saat menyampaikan pidato pengukuhan, Tillerson yang menyebut Rusia sebagai "bahaya" bagi Amerika Serikat, mengatakan ia mendukung penerusan sanksi AS terhadap Moskow.
"Rusia saat ini berbahaya, tapi bisa diduga dalam memajukan kepentingannya," ujar Tillerson.
"Tepat jika sekutu-sekutu kita di NATO berhati-hati terhadap kebangkitan kembali Rusia."
Ia juga merekomendasikan "peninjauan kembali secara penuh" kesepakatan nuklir dengan Iran. Namun, Tillerson tidak meminta agar perjanjian itu ditolak.
Mengenai sengketa Laut China Selatan, Tillerson mengatakan di dalam sidang Senat bahwa China harus berhenti membangun pulau di Laut China Selatan.
Ia mengatakan China harus dihadang agar tidak memasuki kepulauan di wilayah itu, yang dianggap Cina sebagian bagian tak terpisahkan dari wilayah negaranya.
Tillerson dikenal luas sebagai sosok yang menentang sanksi terhadap Rusia ketika ia masih aktif di perusahaan ExxonMobil yang dipimpinnya.
Ia menolak menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang karena dirinya telah mengenal Putin sejak 1990-an. Tillerson mendapat penghargaan Tanda Jasa Persahabatan dari Putin pada 2013, demikian Xinhua.
Tillerson mendapat suara dukungan 56 berbanding 43. Tiga anggota parlemen Demokrat dan satu independen bergabung dengan kalangan Republik memberikan persetujuan. Senator Demokrat, Chris Coons, tidak mengikuti pemungutan suara.
Pengukuhan diberikan kendati ada keraguan menyangkut sikap Tillerson terhadap Rusia, mengingat sang mantan kepala perusahaan itu sebelumnya memiliki hubungan bisnis dengan Rusia serta hubungan dengan pemimpin negara itu.
Saat menyampaikan pidato pengukuhan, Tillerson yang menyebut Rusia sebagai "bahaya" bagi Amerika Serikat, mengatakan ia mendukung penerusan sanksi AS terhadap Moskow.
"Rusia saat ini berbahaya, tapi bisa diduga dalam memajukan kepentingannya," ujar Tillerson.
"Tepat jika sekutu-sekutu kita di NATO berhati-hati terhadap kebangkitan kembali Rusia."
Ia juga merekomendasikan "peninjauan kembali secara penuh" kesepakatan nuklir dengan Iran. Namun, Tillerson tidak meminta agar perjanjian itu ditolak.
Mengenai sengketa Laut China Selatan, Tillerson mengatakan di dalam sidang Senat bahwa China harus berhenti membangun pulau di Laut China Selatan.
Ia mengatakan China harus dihadang agar tidak memasuki kepulauan di wilayah itu, yang dianggap Cina sebagian bagian tak terpisahkan dari wilayah negaranya.
Tillerson dikenal luas sebagai sosok yang menentang sanksi terhadap Rusia ketika ia masih aktif di perusahaan ExxonMobil yang dipimpinnya.
Ia menolak menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang karena dirinya telah mengenal Putin sejak 1990-an. Tillerson mendapat penghargaan Tanda Jasa Persahabatan dari Putin pada 2013, demikian Xinhua.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017