Vaksin Virus Zika belum Tersedia Sebelum 2020
Kamis, 2 Februari 2017 15:57 WIB
Dokumen foto hasil penelitian virus zika di Brasil. (Reuters)
Jenewa, ANTARA JATENG - Sekitar 40 vaksin potensial untuk virus Zika sedang diuji coba, tetapi belum ada satu pun yang tersedia bagi wanita usia subur sebelum 2020, ungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (1/2).
Direktur WHO Margaret Chan mengatakan bahwa virus tersebut, yang berhubungan dengan deformasi di bagian kepala dan otak bayi, masih tetap tersebar di sebagian besar dunia.
Maski kemajuan pencegahan efektif telah dilakukan, dengan beberapa obat yang saat ini sedang dalam masa uji coba klinis, "Sebuah vaksin yang dinilai cukup aman untuk digunakan wanita usia subur kemungkinan tidak dapat digunakan sebelum 2020," kata Chan.
WHO mengumumkan pada November bahwa Zika tidak lagi masuk dalam keadaan darurat di masyarakat, meski Chan mengatakan pada Rabu bahwa WHO sedang menyiapkan program pendukung baru untuk negara-negara di seluruh dunia.
Wabah virus tersebut, yang muncul di Brasil pada 2015, telah memengaruhi 70 negara.
Pada Juni tahun lalu, WHO mengatakan bahwa 122 juta dolar Amerika (sekitar Rp1,63 triliun) dibutuhkan untuk mendanai sebuah rencana selama 18 bulan untuk melawan infeksi virus tersebut terhadap wanita usia subur, demikian dikutip dari AFP.
Direktur WHO Margaret Chan mengatakan bahwa virus tersebut, yang berhubungan dengan deformasi di bagian kepala dan otak bayi, masih tetap tersebar di sebagian besar dunia.
Maski kemajuan pencegahan efektif telah dilakukan, dengan beberapa obat yang saat ini sedang dalam masa uji coba klinis, "Sebuah vaksin yang dinilai cukup aman untuk digunakan wanita usia subur kemungkinan tidak dapat digunakan sebelum 2020," kata Chan.
WHO mengumumkan pada November bahwa Zika tidak lagi masuk dalam keadaan darurat di masyarakat, meski Chan mengatakan pada Rabu bahwa WHO sedang menyiapkan program pendukung baru untuk negara-negara di seluruh dunia.
Wabah virus tersebut, yang muncul di Brasil pada 2015, telah memengaruhi 70 negara.
Pada Juni tahun lalu, WHO mengatakan bahwa 122 juta dolar Amerika (sekitar Rp1,63 triliun) dibutuhkan untuk mendanai sebuah rencana selama 18 bulan untuk melawan infeksi virus tersebut terhadap wanita usia subur, demikian dikutip dari AFP.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SOS hadirkan #BaktiSOSial dengan distribusikan 80ribu produk untuk bersih-bersih panti asuhan
22 March 2024 19:06 WIB
Direksi ANTARA tularkan "virus" bekerja di BUMN kepada mahasiswa Unsoed
23 August 2023 6:00 WIB, 2023
Dinas Pertanian dan Pangan Kudus bantu pengobatan sapi positif virus LSD
08 March 2023 22:39 WIB, 2023
Pemkab Batang sebut penyakit kulit berbenjol pada ternak sudah mewabah
01 February 2023 16:27 WIB, 2023
Upaya mencegah virus intoleransi di kawasan pariwisata super prioritas
06 November 2022 21:55 WIB, 2022