Semarang, ANTARA JATENG - Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah akan membangun "rice milling" atau unit penggilingan beras modern untuk menjaga ketersediaan beras pascapanen.

"Tepatnya pada tahun ini kami memperoleh penyertaan modal negara. Secara nasional disediakan Rp2 triliun yang dibagi untuk tujuh provinsi sentra beras, salah satunya Jawa Tengah," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah Djoni Nur Ashari di Semarang, Selasa.

Menurut dia, Jawa Tengah akan memperoleh anggaran kurang lebih Rp300 miliar. Untuk lokasi pembangunannya sendiri, sampai saat ini masih menunggu hasil dari proses studi kelayakan.

Dikatakan Djoni, tiga unit "rice milling" nantinya akan dilengkapi dengan tiga unit "dryer" berkapasitas 135.000 ton beras/tahun.

Selain itu, ada pula 12 unit silo atau tabung beras untuk penyimpanan gabah dengan kapasitas total 36.000 ton/tahun. Selanjutnya akan dibangun pula tiga unit "milling" atau mesin penggilingan dengan kapasitas 140.000 ton/tahun.

"Kami juga akan membangun mesin "rice to rice" yang fungsinya untuk memproses beras asalan diolah menjadi beras dengan kualitas bagus. Nantinya akan dibangun tiga unit dengan kapasitas 46.000 ton/tahun," katanya.

Dia mengatakan, tidak hanya fasilitas penyimpanan beras dan gabah yang akan dibangun oleh Bulog tetapi juga "drying center" untuk komoditas jagung.

"Tepatnya nanti ada dua unit "dryer" jagung yang kapasitasnya 27.500 ton/tahun dan silo jagung sebanyak 5 unit dengan total kapasitas 15.000 ton/tahun," katanya.

Selanjutnya untuk komoditas kedelai, dia mengatakan akan membangun dua unit gudang penyimpanan yang kapasitasnya 6.800 ton/tahun.

Mengenai komoditas kedelai ini Djoni mengatakan Bulog tetap memprioritaskan kedelai lokal daripada kedelai impor.

"Pada dasarnya kenapa akan dibangun gudang-gudang penyimpanan ini, karena sesuai dengan PP 48 tahun 2016 yaitu mengenai Bulog ditugaskan untuk stabilisasi harga padi, jagung, dan kedelai," katanya.

Sementara itu, pada tahun ini pihaknya juga berencana membeli gudang bawang merah dengan kapasitas 500 ton yang berada di Brebes.

"Saat ini sedang dalam proses negosiasi. Kami perlu membeli gudang untuk bawang merah karena ada tugas dari pemerintah untuk kami yang sifatnya 'ad hoc' yaitu melakukan stabilisasi harga bawang merah," katanya.