LSI: Pemilih Mengambang-Golput Penentu Pilkada DKI
Minggu, 12 Februari 2017 7:04 WIB
Ilustrasi Pilkada DKI Jakarta (ANTARA News/Ridwan Triatmodjo)
Jakarta, ANTARA JATENG - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan persentase pemilih mengambang ("swing voters") dan orang yang tidak menggunakan hak pilih (golput) akan sangat menentukan hasil akhir Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Untuk kasus pilkada Jakarta 2017, jumlah `swing voters` itu masih besar yakni 22 persen. Itu jumlah yang masih bisa membalikkan keadaan," kata Direktur Eksekutif LSI, Denny JA melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Selain pemilih mengambang, kata Denny, persentase golput yang dalam dua pilkada terakhir masih di atas 30 persen juga akan menentukan.
"Dalam dua Pilkada DKI, di tahun 2007 dan 2012, persentase golput di atas 30 persen. Jika lebih banyak yang golput dari pendukung pasangan tertentu, dengan sendirinya hasil akhir bisa berubah," jelas dia.
Denny mengatakan secara umum dua faktor itu membuat hasil elektabilitas Pilkada DKI Jakarta agak sulit diprediksi secara pasti.
Dia mencontohkan dalam Pilkada 2012 mayoritas lembaga survei memperkirakan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang menang, namun hasil akhirnya pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama yang menang.
"Pilkada Jakarta lebih `liar` dari pilkada di daerah lain. Di Pilkada Jakarta tahun 2012 sudah terbukti, di mana hasil akhirnya membalikkan hasil akhir survei yang saat itu dipublikasi," kata dia.
Oleh karena itu, lanjut Denny, dalam survei terakhir, LSI mencoba menampilkan hasil elektabilitas ketiga pasangan calon dalam jarak angka, batas bawah dan batas atas.
LSI merilis masing-masing elektabilitas pasangan calon yakni Agus-Sylvi di angka antara 24,6 hingga 39,4 persen, pasangan Ahok-Djarot di angka 27,2-39,2 persen, dan pasangan Anies-Sandi 25,6-38,4 persen.
"Namun dari data yang ada, `seliar-liarnya` pilkada DKI 2017, pilkada besar kemungkinan berlangsung dua putaran," kata dia.
LSI Denny JA melakukan survei pada 8-9 Februari 2017 dengan jumlah responden 1.200 orang tersebar di seluruh DKI. Survei menggunakan metode "musltistage random sampling" dan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner, tingkat kesalahan sekitar 2,9 persen. Survei jiga dilengkapi penelitian kualitataif, FGD dan analisis media nasional.
Pilkada DKI 2017 akan diikuti tiga pasangan cagub, yaitu nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni; pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat; nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Untuk kasus pilkada Jakarta 2017, jumlah `swing voters` itu masih besar yakni 22 persen. Itu jumlah yang masih bisa membalikkan keadaan," kata Direktur Eksekutif LSI, Denny JA melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Selain pemilih mengambang, kata Denny, persentase golput yang dalam dua pilkada terakhir masih di atas 30 persen juga akan menentukan.
"Dalam dua Pilkada DKI, di tahun 2007 dan 2012, persentase golput di atas 30 persen. Jika lebih banyak yang golput dari pendukung pasangan tertentu, dengan sendirinya hasil akhir bisa berubah," jelas dia.
Denny mengatakan secara umum dua faktor itu membuat hasil elektabilitas Pilkada DKI Jakarta agak sulit diprediksi secara pasti.
Dia mencontohkan dalam Pilkada 2012 mayoritas lembaga survei memperkirakan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang menang, namun hasil akhirnya pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama yang menang.
"Pilkada Jakarta lebih `liar` dari pilkada di daerah lain. Di Pilkada Jakarta tahun 2012 sudah terbukti, di mana hasil akhirnya membalikkan hasil akhir survei yang saat itu dipublikasi," kata dia.
Oleh karena itu, lanjut Denny, dalam survei terakhir, LSI mencoba menampilkan hasil elektabilitas ketiga pasangan calon dalam jarak angka, batas bawah dan batas atas.
LSI merilis masing-masing elektabilitas pasangan calon yakni Agus-Sylvi di angka antara 24,6 hingga 39,4 persen, pasangan Ahok-Djarot di angka 27,2-39,2 persen, dan pasangan Anies-Sandi 25,6-38,4 persen.
"Namun dari data yang ada, `seliar-liarnya` pilkada DKI 2017, pilkada besar kemungkinan berlangsung dua putaran," kata dia.
LSI Denny JA melakukan survei pada 8-9 Februari 2017 dengan jumlah responden 1.200 orang tersebar di seluruh DKI. Survei menggunakan metode "musltistage random sampling" dan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner, tingkat kesalahan sekitar 2,9 persen. Survei jiga dilengkapi penelitian kualitataif, FGD dan analisis media nasional.
Pilkada DKI 2017 akan diikuti tiga pasangan cagub, yaitu nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni; pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat; nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - EKONOMI
Lihat Juga
Yudhoyono Tak Ingin Negera yang Dibangun dengan Pengorbanan Dirusak Tangan-Tangan Serakah
12 February 2017 14:10 WIB, 2017
Kepala Polda Metro Jaya Perintahkan Tangkap Pelaku Politik Uang Pilkada DKI
11 February 2017 14:41 WIB, 2017