New York, ANTARA JATENG - Saham-saham di Wall Street terus menguat pada Selasa (Rabu pagi WIB), dengan ketiga indeks utama memperbarui rekor tertingginya, karena investor mencerna pernyataan-pernyataan Ketua Federal Reserve Janet Yellen.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 92,25 poin atau 0,45 persen menjadi ditutup pada 20.504,41 poin. Indeks S&P 500 naik 9,33 poin atau 0,40 persen menjadi berakhir di 2.337,58 poin, dan indeks komposit Nasdaq bertambah 18,62 poin atau 0,32 persen menjadi 5.782,57 poin.

Yellen mengatakan pada Selasa bahwa Fed akan mempertimbangkan apakah akan menaikkan suku bunga pada pertemuan-pertemuan yang akan datang.

"Pada pertemuan-pertemuan kami yang akan datang, Komite (Pasar Terbuka Federal) akan mengevaluasi apakah (lapangan) pekerjaan dan inflasi terus berkembang sesuai dengan harapan, dalam hal penyesuaian lebih lanjut suku bunga federal fund kemungkinan akan sesuai," kata Yellen dalam kesaksiannya di hadapan Komite Bidang Perbankan, Perumahan dan Perkotaan Senat AS.

Dia memberi penilaian positif terhadap ekonomi, mengatakan bahwa ekonomi telah terus membuat kemajuan ke arah lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga.

Ia menekankan bahwa menunggu terlalu lama untuk menaikkan suku bisa memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih cepat, yang bisa mengambil risiko mengganggu pasar keuangan dan mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Yellen mengakui bahwa kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi lainnya yang mungkin diperkenalkan oleh pemerintahan baru dapat mempengaruhi prospek ekonomi AS.

Di sisi ekonomi, Indeks Harga Produsen untuk permintaan akhir meningkat 0,6 persen pada Januari, disesuaikan secara musiman, mengalahkan konsensus pasar 0,3 persen, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, Selasa.

"Sebuah lonjakan 12,9 persen dalam harga bensin menyebabkan indeks melompat 0,6 persen, terbesar sejak September 2012. Mengingat bahwa sebagian besar tekanan harga naik adalah hasil dari harga-harga bahan baku kembali dari penurunan tahun lalu, reaksi pasar jangka panjang terus diwaspadai tapi tidak menakutkan," kata Jay Morelock, seorang ekonom di FTN Financial yang dilansir Xinhua.