Jakarta, ANTARA JATENG - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan
antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menjadi Rp13.321,
dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.352 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat, mengatakan,
dolar AS kembali melemah terhadap mayoritas mata uang di kawasan Asia
termasuk rupiah menyusul pidato Ketua The Fed Janet Yellen yang
"hawkish" tidak diimbangi oleh realisasi kebijakan ekonomi Presiden AS
Donald Trump.
"Komitmen Trump untuk meluncurkan insentif pajak sampai saat ini belum juga diumumkan detailnya," kata Rangga Cipta.
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen dari dalam negeri juga turut
menopang mata uang untuk bergerak ke area positif. Surplus neraca
perdagangan Indonesia yang melebar memberikan alasan bagi mata uang
domestik terapresiasi terhadap dolar AS.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan
Januari 2017 mencapai 1,40 miliar dolar AS, dipicu oleh surplus sektor
nonmigas 1,93 miliar dolar AS.
Ia menambahkan, Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan menandakan kehati-hatian.
Bank
Indonesia mempertahankan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate"
sebesar 4,75 persen pada Februari 2017, karena mempertimbangkan masih
derasnya tekanan dari ketidakpastian ekonomi global dan potensi kenaikan
inflasi dalam negeri.
Ia menambahkan, fokus pelaku pasar saat ini sedang tertuju pada
angka inflasi Februari 2017 serta persiapan Pilkada DKI Jakarta putaran
kedua.
"Sentimen itu akan memengaruhi fluktuasi mata uang rupiah terhadap dolar AS ke depannya," katanya.
Rupiah Menguat Menjadi Rp13.321 per Dolar AS
Jumat, 17 Februari 2017 11:15 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16).
Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024