Hutan Kragilan Magelang, Tawarkan Sensasi Swafoto
Senin, 20 Februari 2017 14:08 WIB
Hutan pinus Kragilan Magelang. (Foto:ANTARAJATENG.COM/Fajar Noviar)
Magelang, ANTARA JATENG - Hutan pinus Kragilan di Kabupaten Magelang Jawa Tengah saat ini menjadi salah satu destinasi wisata yang menyediakan titik-titik menarik untuk swafoto bagi para pengunjung.
Ketua Kelompok Pengurus Wisata Hutan Pinus Kragilan, Subianto, di Magelang, Senin, mengatakan dijadikannya hutan pinus Kragilan sebagai salah satu destinasi wisata tersebut bermula dari ketidaksengajaan.
Subianto mengatakan saat itu dia bersama beberapa teman melakukan perjalanan di tempat tersebut. Selanjutnya mereka melakukan swafoto lantas diunggah di media sosial "facebook" dan "instagram".
"Setelah saya unggah di media sosial itu banyak yang bertanya mengenai tempat tersebut, dari situ saya berinisiatif untuk membuat `spot-spot` foto seperti rumah pohon," katanya.
Selain rumah pohon, lanjutnya, yang menjadi tempat foto incaran para pengunjung yakni jalan beton yang berada di tengah-tengah hutan pinus. Dia mengatakan banyak pengunjung yang rela mengantre untuk menunggu sepi agar mendapatkan hasil foto sesuai yang diinginkan.
Untuk menambah ketertarikan pengunjung, saat ini telah ditambah "spot" foto baru yakni ayunan yang memiliki pemandangan alam pegunungan. Sejauh ini titik tersebut menjadi tempat favorit para pengunjung.
Dari sisi biaya, Subianto mengatakan tidak mengenakan tarif masuk. Hanya saja jika pengunjung ingin berfoto menggunakan "hammock" atau ayunan dari kain, pengunjung dikenakan tarif sewa sebesar Rp10.000.
Dia mengatakan wisata hutan pinus Kragilan ini didirikan sejak Mei 2015. Dia bersama beberapa rekan terus meningkatkan fasilitas agar lebih menarik.
Hingga saat ini, beberapa fasilitas yang sudah dilengkapi di antaranya tempat parkir yang luas, tempat istirahat dan toilet.
"Selain itu, akses jalan cukup mudah untuk dilalui membuat pengunjung tidak kesulitan menjangkau lokasi," katanya.
Dia mengatakan hutan pinus itu terletak di lereng bukit dan tidak tampak dari pinggir jalan raya sehingga pengunjung harus mengikuti jalanan beton untuk mencapai lokasi.
Subianto berharap hutan pinus tersebut dapat menarik lebih banyak pengunjung. Salah satu yang dilakukan adalah para pengurus akan menambahkan titik-titik baru setiap 1-3 bulan sekali.
Ketua Kelompok Pengurus Wisata Hutan Pinus Kragilan, Subianto, di Magelang, Senin, mengatakan dijadikannya hutan pinus Kragilan sebagai salah satu destinasi wisata tersebut bermula dari ketidaksengajaan.
Subianto mengatakan saat itu dia bersama beberapa teman melakukan perjalanan di tempat tersebut. Selanjutnya mereka melakukan swafoto lantas diunggah di media sosial "facebook" dan "instagram".
"Setelah saya unggah di media sosial itu banyak yang bertanya mengenai tempat tersebut, dari situ saya berinisiatif untuk membuat `spot-spot` foto seperti rumah pohon," katanya.
Selain rumah pohon, lanjutnya, yang menjadi tempat foto incaran para pengunjung yakni jalan beton yang berada di tengah-tengah hutan pinus. Dia mengatakan banyak pengunjung yang rela mengantre untuk menunggu sepi agar mendapatkan hasil foto sesuai yang diinginkan.
Untuk menambah ketertarikan pengunjung, saat ini telah ditambah "spot" foto baru yakni ayunan yang memiliki pemandangan alam pegunungan. Sejauh ini titik tersebut menjadi tempat favorit para pengunjung.
Dari sisi biaya, Subianto mengatakan tidak mengenakan tarif masuk. Hanya saja jika pengunjung ingin berfoto menggunakan "hammock" atau ayunan dari kain, pengunjung dikenakan tarif sewa sebesar Rp10.000.
Dia mengatakan wisata hutan pinus Kragilan ini didirikan sejak Mei 2015. Dia bersama beberapa rekan terus meningkatkan fasilitas agar lebih menarik.
Hingga saat ini, beberapa fasilitas yang sudah dilengkapi di antaranya tempat parkir yang luas, tempat istirahat dan toilet.
"Selain itu, akses jalan cukup mudah untuk dilalui membuat pengunjung tidak kesulitan menjangkau lokasi," katanya.
Dia mengatakan hutan pinus itu terletak di lereng bukit dan tidak tampak dari pinggir jalan raya sehingga pengunjung harus mengikuti jalanan beton untuk mencapai lokasi.
Subianto berharap hutan pinus tersebut dapat menarik lebih banyak pengunjung. Salah satu yang dilakukan adalah para pengurus akan menambahkan titik-titik baru setiap 1-3 bulan sekali.
Pewarta : Fajar Noviar & Aris Wasita
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Seni dan Budaya
Lihat Juga
"Kumbokarno Mlebu Swargo" di Festival Lima Gunung, perkuat kearifan warga desa
23 September 2024 11:44 WIB