Logo Header Antaranews Jateng

Warga keturunan Tionghoa Parakan gelar upacara Ciswak

Minggu, 16 Februari 2025 14:41 WIB
Image Print
Warga keturuan Tionghowa di Parakan melakukan upacara Ciswak di kelenteng Hok Tek Tong di Kabupaten Temanggung, Minggu (16/2/2025). ANTARA/Heru Suyitno

Temanggung (ANTARA) - Warga keturunan Tionghoa di Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (Jateng) melakukan upacara Ciswak setelah melewati Tahun Baru Imlek 2576.

"Jadi, setelah melewati Tahun Baru Imlek, kita mengadakan upacara Ciswak untuk menghindarkan dari semua marabahaya, malapetaka dan lain-lain," kata Sekretaris Umum TITD Hok Tek Tong Parakan Kabupaten Temanggung Handoko di Temanggung, Minggu.

Ia menyampaikan di dalam doa dipanjatkan bahwa dengan semua karma baik yang telah dilakukan satu tahun lalu, supaya dapat berbuah di dalam kesehatan yang prima, kemudian pekerjaan lancar, rezeki mengalir tiada henti, juga hubungan keluarga bisa harmonis.

"Begitu juga dengan teman-teman supaya suasana tenang, tenteram dan damai, itulah permohonannya," katanya.

Menurut dia, peserta setiap tahun rata-rata sekitar 100 orang, tetapi tidak hanya dari Kota Parakan, ada yang dari Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, dan lain-lain.

"Jadi, kita tidak membatasi siapa pun yang merasa memerlukan itu kita layani, karena kelenteng ini sifatnya adalah pelayanan. Bagi umat yang membutuhkan kita layani, misalnya ada yang datang karena sakit minta obat juga dilayani, kemudian juga ada yang minta jodoh, minta rezeki ya dilayani," katanya.

Menurut dia, semua itu dikabulkan atau tidak tergantung karma baik yang sudah dilakukan masing-masing, semakin banyak karma baik yang dilakukan itu, kemungkinan terkabul semakin banyak.

"Kita menganjurkan umat untuk setiap hari melakukan kebajikan, setiap kali melakukan kebajikan itu saya suruh ngasih dengan titik spidol merah, kemudian harus terkumpul dalam satu hati itu setidaknya 10 kebajikan, andaikata belum lengkap pada malam hari bawa bungkusan nasi cari para tunawisma kita berikan," katanya.

Ia menyampaikan pokoknya mewajibkan semua itu untuk melakukan kebajikan, karena mempunyai suatu keyakinan dan dalam agama Konghucu hanya dengan kebajikan Tuhan berkenan, tanpa kebajikan tidak bisa.

"Oleh karena itu, di dalam doa kita selalu mengatakan dengan kebajikannya yang telah saya amalkan semoga karma baik cepat berbuah di dalam bentuk apa, itu harapan dan cita-cita," katanya.



Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025