Penyaluran Kredit Bank BTPN Tembus Rp63,2 Triliun
Rabu, 22 Februari 2017 10:06 WIB
Petugas layanan nasabah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) melayani nasabah di kantor cabang BTPN Sinaya (Sinar yang Memberdayakan) Jakarta, (FOTO ANTARA/Audy Alwi)
Semarang, ANTARA JATENG - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk pada 2016 berhasil menyalurkan kredit senilai Rp63,2 triliun atau naik 8 persen dibanding 2015 yang tercatat sebanyak Rp58,6 triliun.
"Penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian, yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 0,79 persen," kataDirektur Utama BTPN Jerry Ng dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Selasa.
Jerry menyatakan pertumbuhan kredit antara lain ditopang oleh penyaluran pinjaman ke segmen usaha kecil dan menengah (small and medium enterprises/SME) yang mencapai Rp9,3 triliun atau tumbuh 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp6,9 triliun.
Penopang lainnya adalah pembiayaan melalui BTPN Syariah yang tumbuh 36 persen (yoy) dari Rp3,7 triliun menjadi Rp5 triliun pada akhir Desember 2016.
"Pencapaian ini tidak lepas dari strategi BTPN dalam memadukan misi bisnis dan misi sosial pada produk, layanan, serta kegiatan sehari-hari," katanya.
Bank yang memiliki visi mengubah hidup jutaan rakyat Indonesia tersebut meyakini masyarakat dari semua lapisan memiliki keinginan untuk mencapai hidup lebih berarti.
Melalui unit-unit bisnis yang dimiliki, BTPN menyediakan akses keuangan, informasi, serta pelatihan agar seluruh nasabah dapat meningkatkan kapasitas hidup mereka.
Melalui Progam Daya, sebuah program pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan dan terukur, BTPN membuka kesempatan bagi seluruh nasabah untuk terus tumbuh secara berkelanjutan.
Sepanjang Januari 2016 – Desember 2016, BTPN telah menyelenggarakan 225.589 pelatihan Daya dengan jumlah peserta 1.322.997 nasabah.
"Kami juga tengah mengembangkan Program Daya Digital agar aktivitas pendampingan nasabah menjadi lebih luas dan semakin efektif. Kami meyakini, inovasi digital dapat menopang visi kami untuk menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia," ujar Jerry.
Dua segmen
Saat ini, BTPN juga telah memiliki dua platform digital banking yang unik untuk dua segmen yang berbeda. Pertama, BTPN Wow! yang diperuntukkan bagi segmen below-consuming-class yang terdiri dari petani, nelayan, buruh, pekerja informal, dan para pedagang mikro. Kedua, platform Jenius untuk segmen consuming-class yang diperkenalkan ke publik pada Agustus 2016.
BTPN Wow! menawarkan kemudahan akses layanan perbankan melalui telepon seluler GSM dan didukung jasa agen untuk meningkatkan jangkauan ke masyarakat di pelosok. Sejak diluncurkan pada Maret 2015 hingga akhir Desember 2016, BTPN Wow! telah memiliki 2,9 juta nasabah dan lebih dari 171.000 agen.
"Melalui inovasi BTPN Wow!, kami menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk ke dalam daftar Fortune Change the World. Daftar tersebut berisi 50 perusahaan di seluruh dunia yang dinilai telah berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial, namun tetap mampu meraih keuntungan," kata Jerry Ng.
Sedangkan Jenius adalah inovasi digital banking untuk segmen consuming-class yang identik dengan masyarakat urban dan melek teknologi. Jenius adalah rekening tabungan, bukan uang elektronik yang dilengkapi dengan kartu debit Visa untuk transaksi retail di seluruh dunia dan tersambung dengan jaringan perbankan nasional.
"Aplikasi keuangan ini mengubah cara berbank secara signifikan, dengan memperkenalkan fitur-fitur unik, antara lain: $Cashtag fitur yang menjadikan nama nasabah sebagai nomor rekening, Send It fitur untuk kirim uang, baik ke rekening bank, nomor ponsel, atau alamat email, Pay Me untuk mengirim permintaan uang, Split Bill untuk berbagi tagihan dengan teman atau keluarga, serta Dream Saver untuk membantu mewujudkan mimpi dengan menabung harian secara otomatis," kata Jerry.
Untuk mengembangkan layanan digital tersebut, selama Januari 2016 – Desember 2016, BTPN telah mengalokasikan dana Rp611 miliar untuk investasi. Angka ini meningkat 232 persen dibandingkan nilai investasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp184miliar.
"Belanja teknologi ini tentu saja mengerek beban operasional, tapi kami optimistis investasi ini akan memberikan dampak positif dan signifikan bagi perusahaan di masa mendatang," katanya.
Dengan berbagai terobosan yang dilakukan, BTPN kian mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Total pendanaan (funding) meningkat 12 persen (yoy) dari Rp65,6 trilun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp73,3 triliun pada akhir Desember 2016.
Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp66,2 triliun atau naik 10 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp60,3 triliun, dan komposisi pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp7 triliun.
Seiring dengan berbagai pencapaian kinerja tersebut, aset BTPN tercatat naik 13 persen dari Rp81 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp91,4 triliun pada akhir Desember 2016, dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) terjaga di 25 persen. Sementara itu, laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) meningkat 3 persen (yoy) menjadi Rp1,75 triliun.
"Jika tidak memperhitungkan nilai investasi baru sebesar lebih dari Rp600 miliar, sejatinya laba di atas Rp2 triliun. Kami optimistis kinerja BTPN semakin baik ke depannya walaupun kami prediksikan situasi perekonomian masih menantang di 2017," demikian Jerry Ng.
"Penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian, yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 0,79 persen," kataDirektur Utama BTPN Jerry Ng dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Selasa.
Jerry menyatakan pertumbuhan kredit antara lain ditopang oleh penyaluran pinjaman ke segmen usaha kecil dan menengah (small and medium enterprises/SME) yang mencapai Rp9,3 triliun atau tumbuh 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp6,9 triliun.
Penopang lainnya adalah pembiayaan melalui BTPN Syariah yang tumbuh 36 persen (yoy) dari Rp3,7 triliun menjadi Rp5 triliun pada akhir Desember 2016.
"Pencapaian ini tidak lepas dari strategi BTPN dalam memadukan misi bisnis dan misi sosial pada produk, layanan, serta kegiatan sehari-hari," katanya.
Bank yang memiliki visi mengubah hidup jutaan rakyat Indonesia tersebut meyakini masyarakat dari semua lapisan memiliki keinginan untuk mencapai hidup lebih berarti.
Melalui unit-unit bisnis yang dimiliki, BTPN menyediakan akses keuangan, informasi, serta pelatihan agar seluruh nasabah dapat meningkatkan kapasitas hidup mereka.
Melalui Progam Daya, sebuah program pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan dan terukur, BTPN membuka kesempatan bagi seluruh nasabah untuk terus tumbuh secara berkelanjutan.
Sepanjang Januari 2016 – Desember 2016, BTPN telah menyelenggarakan 225.589 pelatihan Daya dengan jumlah peserta 1.322.997 nasabah.
"Kami juga tengah mengembangkan Program Daya Digital agar aktivitas pendampingan nasabah menjadi lebih luas dan semakin efektif. Kami meyakini, inovasi digital dapat menopang visi kami untuk menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia," ujar Jerry.
Dua segmen
Saat ini, BTPN juga telah memiliki dua platform digital banking yang unik untuk dua segmen yang berbeda. Pertama, BTPN Wow! yang diperuntukkan bagi segmen below-consuming-class yang terdiri dari petani, nelayan, buruh, pekerja informal, dan para pedagang mikro. Kedua, platform Jenius untuk segmen consuming-class yang diperkenalkan ke publik pada Agustus 2016.
BTPN Wow! menawarkan kemudahan akses layanan perbankan melalui telepon seluler GSM dan didukung jasa agen untuk meningkatkan jangkauan ke masyarakat di pelosok. Sejak diluncurkan pada Maret 2015 hingga akhir Desember 2016, BTPN Wow! telah memiliki 2,9 juta nasabah dan lebih dari 171.000 agen.
"Melalui inovasi BTPN Wow!, kami menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk ke dalam daftar Fortune Change the World. Daftar tersebut berisi 50 perusahaan di seluruh dunia yang dinilai telah berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial, namun tetap mampu meraih keuntungan," kata Jerry Ng.
Sedangkan Jenius adalah inovasi digital banking untuk segmen consuming-class yang identik dengan masyarakat urban dan melek teknologi. Jenius adalah rekening tabungan, bukan uang elektronik yang dilengkapi dengan kartu debit Visa untuk transaksi retail di seluruh dunia dan tersambung dengan jaringan perbankan nasional.
"Aplikasi keuangan ini mengubah cara berbank secara signifikan, dengan memperkenalkan fitur-fitur unik, antara lain: $Cashtag fitur yang menjadikan nama nasabah sebagai nomor rekening, Send It fitur untuk kirim uang, baik ke rekening bank, nomor ponsel, atau alamat email, Pay Me untuk mengirim permintaan uang, Split Bill untuk berbagi tagihan dengan teman atau keluarga, serta Dream Saver untuk membantu mewujudkan mimpi dengan menabung harian secara otomatis," kata Jerry.
Untuk mengembangkan layanan digital tersebut, selama Januari 2016 – Desember 2016, BTPN telah mengalokasikan dana Rp611 miliar untuk investasi. Angka ini meningkat 232 persen dibandingkan nilai investasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp184miliar.
"Belanja teknologi ini tentu saja mengerek beban operasional, tapi kami optimistis investasi ini akan memberikan dampak positif dan signifikan bagi perusahaan di masa mendatang," katanya.
Dengan berbagai terobosan yang dilakukan, BTPN kian mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Total pendanaan (funding) meningkat 12 persen (yoy) dari Rp65,6 trilun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp73,3 triliun pada akhir Desember 2016.
Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp66,2 triliun atau naik 10 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp60,3 triliun, dan komposisi pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp7 triliun.
Seiring dengan berbagai pencapaian kinerja tersebut, aset BTPN tercatat naik 13 persen dari Rp81 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp91,4 triliun pada akhir Desember 2016, dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) terjaga di 25 persen. Sementara itu, laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) meningkat 3 persen (yoy) menjadi Rp1,75 triliun.
"Jika tidak memperhitungkan nilai investasi baru sebesar lebih dari Rp600 miliar, sejatinya laba di atas Rp2 triliun. Kami optimistis kinerja BTPN semakin baik ke depannya walaupun kami prediksikan situasi perekonomian masih menantang di 2017," demikian Jerry Ng.
Pewarta : Achmad Zaenal M
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Sarawak MoU Malaysia Airlines dan NG Traveler bidik wisatawan Inggris
09 November 2022 17:00 WIB, 2022