"Pengusiran Djarot menunjukkan radikalisme yang merusak tata krama dan sopan santun Islam di Jakarta," kata Djan di Jakarta Jumat.
Djan mengimbau seluruh umat Nahdlatul Ulama (NU) merebut kembali kepengurusan masjid dari kelompok radikal di wilayah Jakarta.
Mantan Menteri Perumahan Rakyat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu meminta pelaksana Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menindak pengurus masjid yang radikal mengusir Djarot.
Sebelumnya, sejumlah jamaah Masjid Jami Al Atiq Tebet Jakarta Selatan menolak kehadiran Djarot saat shalat jumat.
Beberapa orang dan takmir masjid meminta Djarot keluar seraya berteriak takbir di tempat shalat jumat tersebut.
Pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama itu meninggalkan lokasi usai mendapatkan pengusiran tersebut.
Meskipun menerima penolakan, Djarot sempat melayani sejumlah warga yang meminta foto bersama dan bersalaman.
itu tidak bisa dibenarkan. Pasalnya, kedatangan mantan Wali Kota Blitar tersebut semata-mata untuk menjalankan ibadah.
berusaha mengajak orang untuk salat jumat. Bukan sebaliknya mengusir orang yang mau melaksanakan salat jumat," ujar pria asal Trenggalek, Jawa Timur ini.
bernegara yang toleran. "Makanya, aksi seperti itu bisa merusak upaya dan kerja keras kita dalam menciptakan kehidupan yang toleran. Aksi intolerasi dipastikan akan merusak kehidupan berbangsa dan bernegara
kita," tuturnya.
adagium "cinta tanah air adalah perwujudan iman seorang muslim" atau Hubbul Wathan Minal Iman.