Nelayan Libya Temukan 28 Mayat Pengungsi di Kapal Lepas Pantai
Rabu, 19 April 2017 8:51 WIB
Kapal penyelamat LSM Sea-Eye dan Pos Bantuan Imigran Lepas Pantai (MOAS) melakukan operasi penyelamatan gabungan setelah 20-an imigran yang berada di atas perahu karet tenggelam di tengah Laut Mediterania di perairan internasional lepas pantai Libya,
Tripoli, ANTARA JATENG - Nelayan Libya menemukan mayat 28 pendatang
gelap, yang meninggal akibat haus dan lapar setelah kapal mereka rusak
di lepas pantai kota Sabratha, kata pejabat kementerian dalam negeri,
Selasa.
Sejak Libya kacau sesudah Muammar Gaddafi jatuh pada 2011, negara Afrika Utara itu menjadi titik utama keberangkatan bagi pengungsi, yang berharap mencapai Eropa lewat laut.
Lebih dari 150.000 berhasil menyeberang ke Italia tiap tahun selama tiga tahun belakangan.
Komandan satuan keamanan kementerian dalam negeri Ahmaida Khalifa Amsalam kepada Reuters menyatakan 28 pengungsi, termasuk empat wanita, ditemukan setelah matahari terbenam oleh nelayan, yang lalu menarik kapal itu ke pantai.
Para korban tersebut dimakamkan bersama di pemakaman untuk pendatang gelap, katanya.
"Perahu mereka berhenti di tengah laut akibat mesin rusak," katanya. Ia tidak merinci kebangsaan mereka tapi banyak pendatang gelap berasal dari Afrika sub-Sahara.
Penyelundup sering menjejalkan pengungsi di perahu layar kecil, meluncurkan mereka ke laut untuk dijemput kapal penyelamat dan kapal lain setelah mereka mencapai perairan antarbangsa. Beberapa di antaranya dicegat dan dikembalikan oleh penjaga pantai Libya.
Sejak Libya kacau sesudah Muammar Gaddafi jatuh pada 2011, negara Afrika Utara itu menjadi titik utama keberangkatan bagi pengungsi, yang berharap mencapai Eropa lewat laut.
Lebih dari 150.000 berhasil menyeberang ke Italia tiap tahun selama tiga tahun belakangan.
Komandan satuan keamanan kementerian dalam negeri Ahmaida Khalifa Amsalam kepada Reuters menyatakan 28 pengungsi, termasuk empat wanita, ditemukan setelah matahari terbenam oleh nelayan, yang lalu menarik kapal itu ke pantai.
Para korban tersebut dimakamkan bersama di pemakaman untuk pendatang gelap, katanya.
"Perahu mereka berhenti di tengah laut akibat mesin rusak," katanya. Ia tidak merinci kebangsaan mereka tapi banyak pendatang gelap berasal dari Afrika sub-Sahara.
Penyelundup sering menjejalkan pengungsi di perahu layar kecil, meluncurkan mereka ke laut untuk dijemput kapal penyelamat dan kapal lain setelah mereka mencapai perairan antarbangsa. Beberapa di antaranya dicegat dan dikembalikan oleh penjaga pantai Libya.
Pewarta : Antaranews.com
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pakar hukum Unsoed apresiasi polisi ungkap kasus penemuan mayat di Sungai Serayu
23 January 2023 21:19 WIB, 2023
BPBD evakuasi jasad perempuan tanpa busana di Pantai Ujungpiring Jepara
17 January 2023 14:28 WIB, 2023