Semarang, ANTARA JATENG - PT Pertamina (Persero) menyatakan jumlah peminat dexlite di wilayah Jawa Tengah dan DIY masih rendah mengingat BBM jenis bio solar hingga saat ini masih disubsidi oleh pemerintah.

"Kalau melihat selisih tingkat konsumsinya antara bio solar dengan dexlite sangat jauh," kata Manager Communication and Relations PT Pertamina (Persero) Jawa Bagian Tengah Andar Titi Lestari di Semarang, Rabu.

Berdasarkan data dari PT Pertamina (Persero), dikatakannya, untuk volume konsumsi bio solar pada bulan Januari 2017 sebesar 146.216 kl dan bulan Februari sebesar 132.927 kl.

Sedangkan di bulan Maret tingkat konsumsinya sebesar 150.583 kl, selanjutnya selama April hingga pertengahan bulan ini tingkat konsumsinya sebesar 81.680 kl.

Untuk volume konsumsi dexlite, pada bulan Januari 2017 sebesar 1.589 kl, bulan Februari sebesar 1.630 kl, bulan Maret 1.721 kl, dan pada April hingga pertengahan bulan ini masih di angka 1.039 kl.

Sementara itu, untuk konsumsi pertamina dex sejauh ini hampir sama dengan dexlite. Pada bulan Januari 2017 volume konsumsi pertamina dex untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY mencapai 1.570 kl.

Selanjutnya pada bulan Februari tingkat konsumsinya sebesar 1.368 kl, bulan Maret meningkat menjadi 1.524 kl, dan pada April hingga pertengahan bulan ini masih di angka 821 kl.

"Kalau dilihat dari kualitasnya, tentunya yang paling bagus adalah pertamina dex dengan tingkat oktan paling tinggi dibandingkan kedua yang lain yaitu 53," katanya.

Sedangkan untuk tingkat oktan dexlite lebih tinggi dibandingkan solar yaitu 51 dan oktan untuk bio solar sebesar 48.

Terkait dengan hal itu, pihaknya mengimbau kepada pemilik kendaraan bermesin diesel agar menyesuaikan BBM yang digunakan dengan jenis kendaraannya.

"Ketika disesuaikan antara kebutuhan kendaraan dengan kualitas BBM yang digunakan tentu akan mampu menjaga kondisi mesin kendaraan sehingga perawatannya tidak membutuhkan biaya yang besar," katanya.