100 Kandang di Jateng Bakal Dibedah
Kamis, 20 April 2017 23:18 WIB
Kondisi kandang milik peternak yang sudah dibenahi lewat program "Bedah 100 kandang" dari PT Charoen Pokphand (Foto: dok Humas PT CPI)
Semarang, ANTARA JATENG - PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) meluncurkan "Program Bedah 100 Kandang" di Jawa Tengah untuk meningkatkan produktivitas usaha peternak, khususnya peternak unggas.
"Selama ini, masih banyak peternak unggas yang masih tradisional," kata Pimpinan Pusat PT CPI Mayjend TNI (Purn) Suparman, saat peresmian program "Bedah 100 Kandang Jateng" di Semarang, Kamis.
Sistem tradisional, kata dia, misalnya kandang yang masih bersifat terbuka, peralatan manual, dan sebagainya, yang secara efisiensi, teknologi, dan produktivitas masih sangat jauh dari yang diharapkan.
Biaya pokok produksi yang harus dikeluarkan menjadi sangat besar, lanjut dia, tidak sebanding dengan fluktuasi harga komoditas telur dan daging ayam di pasaran sehingga perlu sentuhan teknologi.
"Kami berpikir bagaimana menolong peternak ini? Makanya, kami coba lakukan bedah kandang untuk meningkatkan `performance`. Sistem tradisional dalam beternak sedikit demi sedikit dibenahi," katanya.
Pembenahan, kata dia, juga dilakukan terhadap fasilitas kandang, seperti tempat makan dan minum yang semula manual diganti automatis, pengaturan sirkulasi udara yang lebih memadai, dan sebagainya.
"Sampai saat ini, kami sudah bedah 36 kandang, sementara 33 kandang masih dalam proses pembenahan. Sisanya, dalam proses verifikasi. Kami sasar peternak di 18 kabupaten/kota di Jateng," katanya.
Selain di Jateng, kata dia, program bedah kandang dilakukan juga CPI di sejumlah daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera yang menargetkan masing-masing 100 kandang untuk dibedah.
Dengan kondisi kandang dan fasilitasnya yang optimal, kata Suparman, kondisi unggas akan lebih optimal, termasuk produktivitasnya yang berimplikasi terhadap naiknya harga jual komoditas yang dihasilkan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko menyampaikan terima kasihnya atas program bedah kandang yang diprakarsai PT CPI dengan menggandeng Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng.
"Usaha ternak, khususnya unggas ini termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang prospektif dan bergeliat. Di Jateng, tersebar di berbagai daerah, seperti Kendal, Batang, Pekalongan, dan Wonosobo," katanya.
Heru mengharapkan kemitraan antara CPI dengan Pemerintah Provinsi Jateng yang sudah terjalin baik bisa semakin baik, terutama untuk memberdayakan masyarakat kecil agar lebih meningkat kesejahteraannya.
"Dari sudah dihimpun, setidaknya populasi ternak ayam petelur sudah ada sembilan juta ekor. Itu baru sebagian di Jateng. Bayangkan, setiap harinya mampu dihasilkan 500 ton telur," katanya.
Bersamaan peresmian program "Bedah 100 Kandang" yang berlangsung di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Semarang, digelar pertunjukan wayang orang Ngesti Pandowo Semarang dengan lakon "Begawan Kilat Buwono".
"Selama ini, masih banyak peternak unggas yang masih tradisional," kata Pimpinan Pusat PT CPI Mayjend TNI (Purn) Suparman, saat peresmian program "Bedah 100 Kandang Jateng" di Semarang, Kamis.
Sistem tradisional, kata dia, misalnya kandang yang masih bersifat terbuka, peralatan manual, dan sebagainya, yang secara efisiensi, teknologi, dan produktivitas masih sangat jauh dari yang diharapkan.
Biaya pokok produksi yang harus dikeluarkan menjadi sangat besar, lanjut dia, tidak sebanding dengan fluktuasi harga komoditas telur dan daging ayam di pasaran sehingga perlu sentuhan teknologi.
"Kami berpikir bagaimana menolong peternak ini? Makanya, kami coba lakukan bedah kandang untuk meningkatkan `performance`. Sistem tradisional dalam beternak sedikit demi sedikit dibenahi," katanya.
Pembenahan, kata dia, juga dilakukan terhadap fasilitas kandang, seperti tempat makan dan minum yang semula manual diganti automatis, pengaturan sirkulasi udara yang lebih memadai, dan sebagainya.
"Sampai saat ini, kami sudah bedah 36 kandang, sementara 33 kandang masih dalam proses pembenahan. Sisanya, dalam proses verifikasi. Kami sasar peternak di 18 kabupaten/kota di Jateng," katanya.
Selain di Jateng, kata dia, program bedah kandang dilakukan juga CPI di sejumlah daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera yang menargetkan masing-masing 100 kandang untuk dibedah.
Dengan kondisi kandang dan fasilitasnya yang optimal, kata Suparman, kondisi unggas akan lebih optimal, termasuk produktivitasnya yang berimplikasi terhadap naiknya harga jual komoditas yang dihasilkan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko menyampaikan terima kasihnya atas program bedah kandang yang diprakarsai PT CPI dengan menggandeng Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng.
"Usaha ternak, khususnya unggas ini termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang prospektif dan bergeliat. Di Jateng, tersebar di berbagai daerah, seperti Kendal, Batang, Pekalongan, dan Wonosobo," katanya.
Heru mengharapkan kemitraan antara CPI dengan Pemerintah Provinsi Jateng yang sudah terjalin baik bisa semakin baik, terutama untuk memberdayakan masyarakat kecil agar lebih meningkat kesejahteraannya.
"Dari sudah dihimpun, setidaknya populasi ternak ayam petelur sudah ada sembilan juta ekor. Itu baru sebagian di Jateng. Bayangkan, setiap harinya mampu dihasilkan 500 ton telur," katanya.
Bersamaan peresmian program "Bedah 100 Kandang" yang berlangsung di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Semarang, digelar pertunjukan wayang orang Ngesti Pandowo Semarang dengan lakon "Begawan Kilat Buwono".
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Fapet Unsoed bangun mes "Teaching Farm" hibah dari PT Charoen Pokphand Indonesia
19 July 2022 16:12 WIB, 2022