Logo Header Antaranews Jateng

Pokphand Bedah 100 Kandang Peternak di Jateng

Rabu, 22 Februari 2017 21:44 WIB
Image Print
Rektor Universitas Diponegoro Semarang Prof. Yos Johan Utama memecahkan kendi sebagai prosesi pemberangkatan truk yang mengangkut hasil panen ayam potong kerja sama dengan PT Charoen Pokphand di kampus FPP Undip Semarang, Rabu (22/2). (Foto: ANTARAJA
..., peternak yang sudah memiliki pengalaman menjadi plasma akan mengubah pola konvensional menjadi modern.
Semarang, ANTARA JATENG - Perseroan Terbatas Charoen Pokphand Indonesia (CPI) merencanakan program bedah 100 kandang peternak tradisional yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun ini.

"Banyak peternak unggas, khususnya ayam yang selama ini masih mengandalkan pola budi daya tradisional. Ini sasaran program bedah kandang," kata pimpinan PT CPI Jateng dan DIY Hartono Ludy di Semarang, Rabu.

Hal itu diungkapkannya usai prosesi panen perdana ayam broiler hasil kerja sama Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Diponegoro dengan PT CPI dan kuliah umum kewirausahaan di Undip Tembalang.

Hartono menjelaskan pola budi daya unggas secara tradisional biasanya dilakukan secara apa adanya karena daya dukung lahan juga terbatas sehingga akan diedukasi dan dibantu perbaikan kandang agar sesuai dengan standar.

"Program ini diutamakan untuk membantu peternak-peternak rakyat, misalnya kandangnya tidak memadai untuk budi daya unggas, daya dukung lahan amat sangat minim, dan berbagai kendala lain," katanya.

Program bedah kandang akan menyasar peternak di berbagai kabupaten/kota di Jateng dan DIY yang akan dilakukan bertahap, yakni 25 peternak pada tahap pertama hingga nanti secara total ada 100 peternak pada tahun 2017.

Menurut dia, program bedah kandang sudah berjalan di beberapa provinsi secara nasional, dan kali ini akan dilakukan di Jateng, seperti Kabupaten Kudus, Pati, dan DIY, khususnya di daerah pelosok agar lebih mengena.

Tidak hanya itu, kata dia, CPI juga membantu mengembangkan usaha budi daya peternak tradisional dengan mengajak "customer" perusahaan itu dalam pemanfaatan hasil budi daya unggas peternakan rakyat tersebut.

Ia menjelaskan bahwa budi daya ayam dengan modal terbatas biasanya dilakukan dengan model "open house", tetapi mereka sudah menjadi plasma perusahaan, seperti CPI maupun lainnya sehingga sudah mendapatkan hasil.

"Dari situlah, peternak yang sudah memiliki pengalaman menjadi plasma akan mengubah pola konvensional menjadi modern. Tentu dalam beberapa tahap, selalu `upgrade` sehingga lama-lama bikin kandang khusus," katanya.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024