Semarang, ANTARA JATENG - Jajaran kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah memeriahkan lomba memasak yang digelar memperingati Hari Kartini.

Namun, dalam penyelenggaraan lomba memasak yang berlangsung di halaman Balai Kota Semarang, Selasa, itu, hanya kepala SKPD dari kalangan laki-laki yang diperbolehkan ambil bagian.

Tak terkecuali, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang menjadi peserta dengan menu andalan nasi goreng, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi, dan Kadin Kota Semarang.

Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi memilih menu andalan nasi goreng yang dimulainya dengan memilih bahan, termasuk mengupas bawang merah, bawang putih, dan menggiling cabai.

"Memasak sudah menjadi hal yang biasa bagi saya. Sejak masih bujang, waktu kuliah. Bahkan, terkadang untuk mengisi waktu luang saya memasak sendiri. Dijamin, rasanya enak," katanya.

Segala polah dan tingkah laku peserta memasak yang notabene kaum adam itu tak jarang membuat hadirin terpingkal, mengingat biasanya memasak merupakan keahlian kaum perempuan.

Selesai memasak, seluruh menu andalan yang diolah peserta dinilai oleh tim juri yang akhirnya dimenangi Wali Kota Semarang, disusul Wakil Ketua Kadin Kota Semarang Mahar Soejana, dan Bendahara Kadin Kota Semarang Soni Wibisono.

"Memasak itu membutuhkan sebuah seni dan kuncinya harus dinikmati. Istilahnya, kalau `grusa-grusu` dan tidak menikmati, rasanya tentu ada saja yang kurang," kata Hendi.

Selain lomba memasak yang diikuti kalangan bapak-bapak, berlangsung pula lomba memasak berbahan dasar daging yang digelar Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Semarang.

Bedanya, lomba memasak yang berlangsung di tempat yang sama itu diikuti perwakilan dari PKK di 16 kecamatan, gabungan organisasi wanita, dan Dharma Wanita yang semuanya merupakan kaum hawa.

"Lomba memasak ini juga untuk mengingat kembali perjuangan Ibu Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita," kata Wakil Ketua IV Tim Penggerak PKK Kota Semarang Ana Agus Riyanto.

Chef Mulyoko dari Hotel Horison Semarang yang bertindak sebagai dewan juri mengakui memasak berbahan dasar daging memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dibanding bahan lainnya.

"Makanya, penilaian diberikan menyeluruh, mulai teknik memasak, rasa, kreativitas, dan penampilan. Secara umum, peserta mempunyai teknik yang cukup dalam memasak daging," katanya.

Untuk lomba memasak daging, juara pertama mendapatkan piala dan uang pembinaan Rp1 juta, juara kedua Rp850 ribu, dan juara ketiga Rp650 ribu, sementara juara harapan I-III mendapatkan Rp500 ribu.