ISIS di Ambang Jatuh di Mosul, Uni Eropa Siap Kirim Misi
Senin, 19 Juni 2017 7:53 WIB
Sebuah kendaraan pasukan Irak berkendara di sepanjang jalan saat warga berjalan meninggalkan rumah mereka di Mosul, Irak, Selasa (4/4/2017). (REUTERS/Andres Martinez Casares)
Luxembourg, ANTARA JATENG - Uni Eropa akan mengirimkan misi keamanan
untuk membantu menstabilkan Irak setelah Mosul diperkirakan segera
dibebaskan sepenuhnya dari ISIS, kata para diplomat seperti dikutip
Reuters.
Para menteri luar negeri Uni Eropa akan menggelar diskusi pertama hari ini di Luxembourg dan mempertimbangkan menggelarkan Tim Penasihat dan Pembantu Reformasi Sektor Keamanan Uni Eropa untuk melatih para petugas keamanan Irak.
Menurut para diplomat, Irak secara resmi telah meminta bantuan Uni Eropa.
Langkah ini adalah sinyal bagi berakhirnya keengganan Prancis dan Jerman untuk melibatkan diri dalam perang di Timur Tengah setelah invasi Irak oleh AS pada 2003 yang ditentang Jerman dan Prancis.
Tapi kedua negara itu secara terpisah terlibat dalam perang melawan militan ISIS di Suriah dan Irak. Uni Eropa sulit bertindak dalam kesatuan utuh, kendati punya peran luas dalam pelatihan non perang. Sedangkan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mendukung peran lebih luas Uni Eropa.
ISIS di ambang kekalahan di basis terkuatnya di Irak, Mosul, tapi AS khawatir para kabilah akan ganti mengisi kekuasaan ISIS di Mosul. ISIS juga tengah digempur di ibu kota kelompok ekstremis ini lainnya di Raqqa, Suriah.
"Kami tidak boleh membiarkan kekosongan (kekuasaan) terjadi. Kami dan yang lainnya siap masuk. Hanya soal bagaimana kami melakukannya yang harus diputuskan," kata seorang diplomat Uni Eropa.
Para diplomat Prancis mengatakan misi Uni Eropa bisa memperkuat pasukan kontraterorisme Irak, memfungsikan peradilan dan memberikan nasihat keamanan kepada pemerintah Irak, selain melatih polisi.
Para menteri luar negeri Uni Eropa akan menggelar diskusi pertama hari ini di Luxembourg dan mempertimbangkan menggelarkan Tim Penasihat dan Pembantu Reformasi Sektor Keamanan Uni Eropa untuk melatih para petugas keamanan Irak.
Menurut para diplomat, Irak secara resmi telah meminta bantuan Uni Eropa.
Langkah ini adalah sinyal bagi berakhirnya keengganan Prancis dan Jerman untuk melibatkan diri dalam perang di Timur Tengah setelah invasi Irak oleh AS pada 2003 yang ditentang Jerman dan Prancis.
Tapi kedua negara itu secara terpisah terlibat dalam perang melawan militan ISIS di Suriah dan Irak. Uni Eropa sulit bertindak dalam kesatuan utuh, kendati punya peran luas dalam pelatihan non perang. Sedangkan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mendukung peran lebih luas Uni Eropa.
ISIS di ambang kekalahan di basis terkuatnya di Irak, Mosul, tapi AS khawatir para kabilah akan ganti mengisi kekuasaan ISIS di Mosul. ISIS juga tengah digempur di ibu kota kelompok ekstremis ini lainnya di Raqqa, Suriah.
"Kami tidak boleh membiarkan kekosongan (kekuasaan) terjadi. Kami dan yang lainnya siap masuk. Hanya soal bagaimana kami melakukannya yang harus diputuskan," kata seorang diplomat Uni Eropa.
Para diplomat Prancis mengatakan misi Uni Eropa bisa memperkuat pasukan kontraterorisme Irak, memfungsikan peradilan dan memberikan nasihat keamanan kepada pemerintah Irak, selain melatih polisi.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024