Semarang, ANTARA JATENG - Dinas Pendidikan Kota Semarang memastikan belum akan melakukan merger atau penggabungan sekolah dasar (SD) negeri tahun ini meski ada beberapa SD kekurangan siswa.

"Memang ada beberapa SD yang kekurangan siswa, tetapi kan tidak bisa dimerger begitu saja. Harus dikaji secara menyeluruh," kata Kepala Disdik Kota Semarang Bunyamin di Semarang, Jumat.

Dari hasil Penerimaan Peserta Didik (PPD) Kota Semarang 2017, terdapat sejumlah SD negeri yang jumlah pendaftarnya minim, seperti SDN Mangkang Kulon 03 yang hanya ada delapan siswa dari kuota 40 siswa.

Kemudian, SDN Kandri 02 yang hanya menerima tujuh siswa, SDN Wonodri hanya mendapatkan enam siswa, dan SDN Gabahan juga hanya mendapatkan empat siswa dari kuota yang tersedia sebanyak 37 kursi.

Meski demikian, Bunyamin memastikan keberlangsungan pembelajaran di SD-SD yang siswanya minim itu tetap berjalan baik karena pendidikan merupakan hak warga negara.

"Sedikit atau banyak siswa tidak masalah dan kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan dengan baik," tegasnya.

Menurut dia, merger atau "re-grouping" SD beberapa kali dilakukan Disdik Kota Semarang terhadap sekolah-sekolah yang siswanya sedikit untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.

Namun, kata dia, merger tidak mungkin dilakukan jika suatu sekolah masih sangat dibutuhkan masyarakat daerah itu meski siswanya sedikit, misalnya karena akses ke sekolah lain jauh.

Ia mengakui banyak penyebab sekolah minim pendaftar, terutama SD, antara lain habisnya anak usia sekolah di suatu daerah karena sudah beranjak dewasa, bisa juga jumlah sekolah terlalu banyak.

"Bisa jadi di suatu daerah itu ada sekolah lain, misalnya madrasah (MI, red.), dan orang tua siswa lebih memilih sekolah tersebut atau memang anak usia sekolah di wilayah tersebut sudah tidak ada," katanya.

Yang jelas, kata Bunyamin, penggabungan SD akan dilakukan sesuai kebutuhan, sebab perkembangan persebaran penduduk juga berpengaruh, seiring dengan banyaknya perumahan baru di daerah pinggiran.

"Sekarang ini kan banyak perumahan berkembang di wilayah pinggiran. Makanya, kami kaji dulu. Kalau kami merger, sementara di situ nanti banyak perumahan baru kan malah kesulitan mencari sekolah," kata Bunyamin.