Mosul Resmi Direbut dari ISIS, PM Irak Selamati Pasukan Militer
Senin, 10 Juli 2017 7:11 WIB
Perdana Menteri Irak Haider al-Abad (REUTERS/Mahmoud Raouf Mahmoud)
Mosul, Irak, ANTARA JATENG - Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi tiba di
Mosul, Minggu waktu setempat, dan menyelamati pasukan militer Irak atas
kemenangan mereka melawan ISIS setelah hampir sembilan bulan terlibat
dalam perang kota. Mosul resmi lepas dari cengkeraman ISIS.
Kekalahan ISIS di Mosul yang terjadi tiga tahun setelah kelompok militan ini menduduki kota terbesar kedua di Irak itu adalah pukulan hebat bagi ISIS yang juga sudah kehilangan pijakan di ibu kota de facto lainnya kelompok ini di Raqqa, Suriah, yang sedang digempur serangan global.
Namun ISIS masih menguasai bagian kecil wilayah Irak dan kemungkinan akan mengubah strateginya ke perang gerilya yang lebih konvensional lewat teror bom karena khilafah ini sudah tercerai berai.
Perang Mosul telah membuat sebagian besar kota hancur, ribuan orang terbunuh dan sejuta orang tercerai berai.
"Panglima tertinggi angkatan bersenjata (Perdana Menteri) Haider al-Abadi tiba di kota Mosul yang sudah terbebaskan dan menyelamati para pejuang dan rakyat Irak yang heroik atas kemenangan besar ini," umum kantor perdana menteri Irak.
Televisi Irak lalu menayangkan Abadi berkeliling Mosul dengan berjalan kaki bersama warga kota terbesar kedua di Irak itu.
Serangan udara dan baku tembak masih terdengar di jalan-jalan sempit di sektor Kota Tua Mosul di mana ISIS bertahan mati-matian melawan pasukan ISIS yang didukung koalisi internasional pimpinan AS.
Abadi bertemu dengan para komandan militer di Mosul barat yang memimpin pertempuran itu, namun dia belum mengeluarkan pernyataan resmi bahwa seluruh Mosul telah direbut dari tangan ISIS.
Juru bicara Abadi, Saad al-Hadithi, menyatakan kemenangan tidak akan diumumkan resmi sampai sisa-sisa militan ISIS dibersihkan dari Mosul. Namun Prancis dan Inggris sudah menyambut kekalahan ISIS di Mosul ini.
"Mosul telah dibebaskan dari ISIS," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron seperti dikutip Reuters. Sedangkan Menteri Pertahanan Inggris berkata, "Saya sudah menyelamati Perdana Menteri Abadi dan pasukan Irak yang telah bertempur dengan gagah berani dan cermat melawan musuh yang brutal."
Kekalahan ISIS di Mosul yang terjadi tiga tahun setelah kelompok militan ini menduduki kota terbesar kedua di Irak itu adalah pukulan hebat bagi ISIS yang juga sudah kehilangan pijakan di ibu kota de facto lainnya kelompok ini di Raqqa, Suriah, yang sedang digempur serangan global.
Namun ISIS masih menguasai bagian kecil wilayah Irak dan kemungkinan akan mengubah strateginya ke perang gerilya yang lebih konvensional lewat teror bom karena khilafah ini sudah tercerai berai.
Perang Mosul telah membuat sebagian besar kota hancur, ribuan orang terbunuh dan sejuta orang tercerai berai.
"Panglima tertinggi angkatan bersenjata (Perdana Menteri) Haider al-Abadi tiba di kota Mosul yang sudah terbebaskan dan menyelamati para pejuang dan rakyat Irak yang heroik atas kemenangan besar ini," umum kantor perdana menteri Irak.
Televisi Irak lalu menayangkan Abadi berkeliling Mosul dengan berjalan kaki bersama warga kota terbesar kedua di Irak itu.
Serangan udara dan baku tembak masih terdengar di jalan-jalan sempit di sektor Kota Tua Mosul di mana ISIS bertahan mati-matian melawan pasukan ISIS yang didukung koalisi internasional pimpinan AS.
Abadi bertemu dengan para komandan militer di Mosul barat yang memimpin pertempuran itu, namun dia belum mengeluarkan pernyataan resmi bahwa seluruh Mosul telah direbut dari tangan ISIS.
Juru bicara Abadi, Saad al-Hadithi, menyatakan kemenangan tidak akan diumumkan resmi sampai sisa-sisa militan ISIS dibersihkan dari Mosul. Namun Prancis dan Inggris sudah menyambut kekalahan ISIS di Mosul ini.
"Mosul telah dibebaskan dari ISIS," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron seperti dikutip Reuters. Sedangkan Menteri Pertahanan Inggris berkata, "Saya sudah menyelamati Perdana Menteri Abadi dan pasukan Irak yang telah bertempur dengan gagah berani dan cermat melawan musuh yang brutal."
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024