Logo Header Antaranews Jateng

Perbatasan Mali Direbut Pemberontak, Sekjen PBB Desak Perundingan

Kamis, 9 Februari 2012 10:54 WIB
Image Print




"Kami mengambil-alih Tinzawaten pada Rabu," kata Mohamed Ag Ghaly, seorang pejuang Tuareg, mengacu kepada wilayah dekat perbatasan Aljazair, lapor AFP.

"Pasukan kami menduduki kota itu," katanya, berbicara di telepon.

"Kami akan memberikan rincian mengenai kematian dan tahanan nanti."

Seorang pejabat Mali mengkonfirmasikan klaim pemberontak tersebut, dan mengatakan: "Kami meminta pasukan kami sebagai langkah strategis untuk meninggalkan posisi mereka di Tinzawaten."

Dia menambahkan bahwa "tidak ada kematian dan pertempuran."

"Salah satu strategi kami saat ini adalah untuk meninggalkan posisi yang terisolasi itu," kata seorang pejabat, yang berbicara tanpa menyebut namanya.

Sementara itu Ban "sangat prihatin" atas korban sipil dan dampak kemanusiaan dari konflik itu, kata juru bicaranya, Martin Nesirky.

Lebih dari 20.000 orang telah melarikan diri dari Mali utara ke negara tetangga Burkina Faso, Aljazair dan Mauritania, kata PBB.

Pertempuran antara pemberontak Tuareg dan pasukan pemerintah adalah "telah memperparah situasi kemanusiaan yang mengerikan di seluruh wilayah Sahel," kata juru bicara PBB.

Ban menyerukan kepada kelompok pemberontak "untuk segera menghentikan serangan mereka dan segera melakukan dialog dengan pemerintah Mali guna menyelesaikan keluhan mereka."

Dia menawarkan dukungan PBB bagi upaya untuk mendapatkan solusi damai.

Gerakan Pembebasan Nasional Azawad (MNLA) dan pemberontak Tuareg lain - didorong oleh kembalinya orang-orang yang berperang di Libya untuk menggulingkan pemimpin Muamar Gaddafi - yang menuntut otonomi lebih besar bagi suku gurun nomaden mereka.

Kedua tentara dan pemberontak diyakini telah menderita kerugian parah pada saat Tuareg mendorong untuk merebut kota-kota di bagian utara Mali.

Pemerintah Jerman pada Rabu mengumumkan pihaknya telah memberikan tambahan 12 juta euro dalam bantuan pangan untuk wilayah Sahel, termasuk Mali.

Satu komunitas nomaden sekitar 1,5 juta orang, dari berbagai suku Tuareg tersebar di antara Aljazair, Burkina Faso, Libya, Niger dan Mali.

Mali dan Niger mengalami pemberontakan pada saat Tuareg berjuang untuk mendapatkan pengakuan identitas mereka dan negara merdeka pada tahun 1960-an, 1990-an dan awal tahun 2000, dengan kebangkitan kembali antara tahun 2006 dan 2009.

Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024