Buwas Perkirakan 72 Jaringan Narkoba Internasional Beroperasi di Indonesia
Jumat, 14 Juli 2017 17:47 WIB
Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Budi "Buwas" Waseso. (ANTARA /Wahyu Putro A )
Jakarta, ANTARA JATENG - Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Budi
"Buwas" Waseso mengakui keahlian para penyelundup dan jaringan narkotika
internasional dalam memanfaatkan teknologi telah mempersulit upaya
Polri dan BNN dalam mengungkap kasus narkotika.
"Teknologi yang mereka miliki lebih hebat dari teknologi yang kami miliki," kata Budi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Ia mencontohkan salah satu teknologi yang dimanfaatkan para pelaku jaringan narkoba internasional adalah mereka mampu mengamankan pembicaraan dan transaksi antara mereka. "Di antaranya dalam pembicaraan, transaksi mereka," kata Buwas.
Bahkan, kata dia, jaringan narkoba bisa mengetahui bila komunikasi mereka sedang disadap pihak berwajib. "Mereka bisa tahu kalau kami sadap, kami buntuti," kata Buwas.
Untuk memberantas puluhan jaringan narkoba yang saat ini diperkirakan masih beroperasi di Indonesia, BNN mengajak seluruh instansi terkait untuk meningkatkan kerja sama. "Harus dibangun sinergitas yang kuat. Komitmen bersama dalam memberantas narkoba," kata Buwas.
BNN juga meminta modernisasi perangkat teknologi milik Polri, BNN dan Bea Cukai.
"Faktanya, kekuatan mereka kekuatan besar, ke depan harus kita bangun kekuatan yang kuat untuk menangkal itu," kata dia.
Dia memperkirakan sedikitnya ada 72 jaringan narkoba internasional beroperasi di Indonesia.
Meski sudah mengetahuinya, Buwas mengaku masih belum bisa mengambil tindakan terhadap para terduga pelaku jaringan narkoba karena belum memiliki alat bukti cukup untuk membuktikan ada tindak pidana yang dilakukan puluhan jaringan itu.
"Teknologi yang mereka miliki lebih hebat dari teknologi yang kami miliki," kata Budi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Ia mencontohkan salah satu teknologi yang dimanfaatkan para pelaku jaringan narkoba internasional adalah mereka mampu mengamankan pembicaraan dan transaksi antara mereka. "Di antaranya dalam pembicaraan, transaksi mereka," kata Buwas.
Bahkan, kata dia, jaringan narkoba bisa mengetahui bila komunikasi mereka sedang disadap pihak berwajib. "Mereka bisa tahu kalau kami sadap, kami buntuti," kata Buwas.
Untuk memberantas puluhan jaringan narkoba yang saat ini diperkirakan masih beroperasi di Indonesia, BNN mengajak seluruh instansi terkait untuk meningkatkan kerja sama. "Harus dibangun sinergitas yang kuat. Komitmen bersama dalam memberantas narkoba," kata Buwas.
BNN juga meminta modernisasi perangkat teknologi milik Polri, BNN dan Bea Cukai.
"Faktanya, kekuatan mereka kekuatan besar, ke depan harus kita bangun kekuatan yang kuat untuk menangkal itu," kata dia.
Dia memperkirakan sedikitnya ada 72 jaringan narkoba internasional beroperasi di Indonesia.
Meski sudah mengetahuinya, Buwas mengaku masih belum bisa mengambil tindakan terhadap para terduga pelaku jaringan narkoba karena belum memiliki alat bukti cukup untuk membuktikan ada tindak pidana yang dilakukan puluhan jaringan itu.
Pewarta : Anita Permata Dewi
Editor :
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Pj Gubernur perkirakan 14 juta pemudik akan masuki Jateng saat Natal
21 December 2023 16:44 WIB, 2023
Wali Kota Semarang perkirakan pendinginan TPA Jatibarang butuh waktu seminggu
19 September 2023 15:06 WIB, 2023
BNNK perkirakan jumlah penyalahguna narkoba di Banyumas 23.985 orang
30 December 2022 13:37 WIB, 2022
Terpopuler - NASIONAL
Lihat Juga
HUT Ke-68 LVRI, Ketum PPM berharap kesejahteraan veteran dapat terus ditingkatkan
02 January 2025 11:04 WIB