Alumni Unnes: Mahasiswa Joki Harus Ditindak Tegas
Selasa, 18 Juli 2017 21:53 WIB
Setu Abdul Hadi (24), mahasiwa Universitas Negeri Semarang tertunduk saat diperiksa di Polsek Genuk setelah tertangkap basah saat menjadi joki ujian masuk di Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Rabu. (Foto: ANTARAJATENG.COM/ I.C.Senjaya)
Semarang, ANTARA JATENG - Ikatan Keluarga Alumni Universitas Negeri Semarang mendorong oknum mahasiswa perguruan tinggi negeri ini yang terlibat perjokian ditindak tegas.
"Mahasiswa itu harusnya kuliah, lha kok malah jadi joki. Mengkhianati almamater," kata Dewan Pengurus Pusat (DPP) IKA Unnes Dr Budiyanto di Semarang, Selasa.
Hal itu diungkapkannya usai Dialog Kebangsaan bertajuk Revitalisasi dan Reaktulisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara yang diselenggarakan IKA Unnes.
Dialog kebangsaan yang berlangsung di Auditorium Unnes itu juga menghadirkan budayawan Mohamad Sobary yang juga mantan Pemimpin Umum Perum LKBN Antara.
Budiyanto menegaskan tindak perjokian jelas melanggar hukum dan menjauhkan dari tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana dicita-citakan pendiri bangsa ini.
"Bangsa yang maju itu karena kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya. Kalau mau sekolah, kuliah saja sudah memakai joki, bagaimana bangsa ini," tegasnya.
Sebagaimana sarjana yang menjadi plagiator, kata dia, sama saja dengan pencuri, padahal proses pendidikan untuk menanamkan karakter luhur.
"Apa pun, begitu melakukan pelanggaran hukum, ya, harus ditindak sesuai dengan ketentuan yang ada. Itu hukum. Sanksi akademik juga harus diterapkan secara tegas. Ya, aturannya bagaimana. Di-DO (drop out)," kata Budiyanto.
Sebelumnya, seorang pelaku perjokian tes masuk Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) tertangkap pengawas ujian saat akan menjalankan aksinya.
Setu Abdul Hadi (24), pelaku perjokian itu mengaku masih tercatat sebagai mahasiswa semester delapan di Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) Unnes.
Warga Kendal Serut, Kabupaten Tegal itu mengakui perannya sebagai joki itu karena mendapatkan pesan singkat dari seseorang bernama Ririn yang menjanjikan Rp20 juta jika lolos ujian masuk kedokteran gigi.
Unnes membenarkan pelaku perjokian tes masuk FKG Unissula itu merupakan mahasiswanya karena nama dan identitasnya sesuai dengan profil salah satu mahasiswa universitas berjuluk konservasi itu.
Namun, Unnes tidak akan menghalangi proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan kepolisian terhadap praktik perjokian yang melibatkan oknum mahasiswanya itu.
"Mahasiswa itu harusnya kuliah, lha kok malah jadi joki. Mengkhianati almamater," kata Dewan Pengurus Pusat (DPP) IKA Unnes Dr Budiyanto di Semarang, Selasa.
Hal itu diungkapkannya usai Dialog Kebangsaan bertajuk Revitalisasi dan Reaktulisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara yang diselenggarakan IKA Unnes.
Dialog kebangsaan yang berlangsung di Auditorium Unnes itu juga menghadirkan budayawan Mohamad Sobary yang juga mantan Pemimpin Umum Perum LKBN Antara.
Budiyanto menegaskan tindak perjokian jelas melanggar hukum dan menjauhkan dari tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana dicita-citakan pendiri bangsa ini.
"Bangsa yang maju itu karena kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya. Kalau mau sekolah, kuliah saja sudah memakai joki, bagaimana bangsa ini," tegasnya.
Sebagaimana sarjana yang menjadi plagiator, kata dia, sama saja dengan pencuri, padahal proses pendidikan untuk menanamkan karakter luhur.
"Apa pun, begitu melakukan pelanggaran hukum, ya, harus ditindak sesuai dengan ketentuan yang ada. Itu hukum. Sanksi akademik juga harus diterapkan secara tegas. Ya, aturannya bagaimana. Di-DO (drop out)," kata Budiyanto.
Sebelumnya, seorang pelaku perjokian tes masuk Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) tertangkap pengawas ujian saat akan menjalankan aksinya.
Setu Abdul Hadi (24), pelaku perjokian itu mengaku masih tercatat sebagai mahasiswa semester delapan di Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) Unnes.
Warga Kendal Serut, Kabupaten Tegal itu mengakui perannya sebagai joki itu karena mendapatkan pesan singkat dari seseorang bernama Ririn yang menjanjikan Rp20 juta jika lolos ujian masuk kedokteran gigi.
Unnes membenarkan pelaku perjokian tes masuk FKG Unissula itu merupakan mahasiswanya karena nama dan identitasnya sesuai dengan profil salah satu mahasiswa universitas berjuluk konservasi itu.
Namun, Unnes tidak akan menghalangi proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan kepolisian terhadap praktik perjokian yang melibatkan oknum mahasiswanya itu.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024