Ganjar: "Mosok Yo Uyah Ndadak" Impor
Rabu, 2 Agustus 2017 17:02 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Foto: ANTARAJATENG.COM/R. Rekotomo)
Grobogan, ANTARA JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan bahwa Provinsi Jateng harus menjadi pelopor kedaulatan pangan di antara seluruh daerah di Indonesia.
"Jateng harus jadi pelopor kedaulatan pangan, `mosok yo uyah ndadak`(masa garam saja) impor," kata Ganjar di sela penutupan TNI Manunggal Masuk Desa Tahun 2017 di Desa Karangsari, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Rabu.
Ganjar menyebutkan, dua pertiga luas Indonesia merupakan laut, tapi belum bisa mencukupi kebutuhan garam di tingkat nasional.
"Sayang kita belum bisa memenuhi kebutuhan garam dan dalam waktu dekat pemerintah akan melakukan impor garam, 10 Desember 2017 impornya masum sebanyak 75 ribu ton garam," ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, Provinsi Jateng khususnya daerah yang berada di sepanjang jalur pantai utara Jawa berencana memproduksi garam.
"Kita akan coba buat garam di seluruh pantura, kita juga akan lihat garam yang dibuat tidak dari air laut, ada di daerah Bleduk Kuwu, Grobogan, punya garam yang spesifik," katanya.
Mantan anggota DPR RI itu
menyebutkan, produktivitas garam rakyat Jateng merupakan nomor dua setelah Provinsi Jawa Timur, namun belum mampu berkontribusi untuk pemenuhan kebutuhan nasional.
"Oleh karena itu, pemerintah harus segera mengambil langkah atau kebijakan guna mengatasi persoalan tersebut, termasuk menyatukan akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah," ujarnya.
Ketiga komponen itu, kata Ganjar, juga diharapkan dapat bergerak cepat mewujudkan kedaulatan pangan khususnya komoditas garam.
"Jateng harus jadi pelopor kedaulatan pangan, `mosok yo uyah ndadak`(masa garam saja) impor," kata Ganjar di sela penutupan TNI Manunggal Masuk Desa Tahun 2017 di Desa Karangsari, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Rabu.
Ganjar menyebutkan, dua pertiga luas Indonesia merupakan laut, tapi belum bisa mencukupi kebutuhan garam di tingkat nasional.
"Sayang kita belum bisa memenuhi kebutuhan garam dan dalam waktu dekat pemerintah akan melakukan impor garam, 10 Desember 2017 impornya masum sebanyak 75 ribu ton garam," ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, Provinsi Jateng khususnya daerah yang berada di sepanjang jalur pantai utara Jawa berencana memproduksi garam.
"Kita akan coba buat garam di seluruh pantura, kita juga akan lihat garam yang dibuat tidak dari air laut, ada di daerah Bleduk Kuwu, Grobogan, punya garam yang spesifik," katanya.
Mantan anggota DPR RI itu
menyebutkan, produktivitas garam rakyat Jateng merupakan nomor dua setelah Provinsi Jawa Timur, namun belum mampu berkontribusi untuk pemenuhan kebutuhan nasional.
"Oleh karena itu, pemerintah harus segera mengambil langkah atau kebijakan guna mengatasi persoalan tersebut, termasuk menyatukan akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah," ujarnya.
Ketiga komponen itu, kata Ganjar, juga diharapkan dapat bergerak cepat mewujudkan kedaulatan pangan khususnya komoditas garam.
Pewarta : Wisnu Adhi N.
Editor :
Copyright © ANTARA 2024