Jakarta, ANTARA JATENG - Setelah dideklarasikan pada awal April di gedung Dewan Pers, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) resmi menyelenggarakan kongres pertama.

"AMSI hadir karena panggilan jurnalis dalam suasana tidak enak, banyak disinformasi media seolah-olah media resmi dan media sosial. Merebaknya hoax dan fitnah tidak bisa kita bendung, kami mau menjadi bagian bangsa agar pintar memilih mana kabar baik, buruk dan bohong, dan sebagainya," kata ketua panitia kongres Adi Prasetya di Jakarta, Selasa.

"AMSI ingin merapatkan barisan, saling asah, asuh dan asih. Kita mau membantu sesama anggota AMSI untuk saling tumbuh dan berkembang bersama, agar bisnis digital di dunia pers tumbuh," sambung dia.

Kongres pertama AMSI, menurut Ketua Umum Presidium AMSI Wenseslaus Manggut akan membahas mengenai nasib media digital dalam memenuhi ketentuan pemerintah. 

Tidak hanya itu, AMSI juga akan ikut memikirkan pola kerja bersama dari sisi bisnis.

"AMSI ini asosiasi untuk industri, tentu saja yang ingin kita dorong teman-teman industri di dunia digital memenuhi ketentuan pemerintah. Kedua, dari sisi bisnis AMSI ikut memikirkan pola kerja bersama. Apakah pola sharing iklan mungkin, dan sebagainya," ujar Wenseslaus.

Selain itu, kongres pertama AMSI juga akan memilih kepengurusan nasional AMSI, termasuk ketua umum.

"Syaratnya sudah menjadi anggota sudah terdaftar menjadi anggota, kemudian diajukan di sini, yang terdaftar akan menjadi ketua umum AMSI. Ada enam sampai tujuh orang yang berpeluang menjadi ketua umum," kata Wenseslaus.

Acara pembukaan kongres pertama AMSI juga dihadiri oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Dia berharap media dapat ikut membangun bangsa melalui informasi yang baik.

Saat ini, menurut Adi, anggota AMSI terus berkembang, tercatat 300 media hingga tiga hari lalu. Dari 300 media tersebut sekitar 107 telah hadir dalam kongres dan sisanya menghadiri secara online.