Petani Berharap Semua Tembakau Terserap Pabrikan
Rabu, 23 Agustus 2017 19:22 WIB
Ilustrasi - Petani tembakau membawa panenan
Temanggung, ANTARA JATENG - Para petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berharap semua hasil panen tembakau tahun ini bisa diserap pabrikan.
"Jangan sampai ada selembar daun tembakau milik petani lokal yang tersisa. Semua harus terserap, baru setelah itu boleh melalukan impor dengan batas maksimal 20 persen dari kebutuhan," kata seorang petani Yudha Sudarmaji di Temanggung, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut saat temu petani tembakau dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Dusun Losari, Desa Logede, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung.
Ia mengatakan sesuai tuntutan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) selama ini agar muncul regulasi pembatasan kuota impor tembakau hanya 20 persen dari kebutuhan nasional dengan syarat seluruh tembakau petani lokal terserap terlebih dahulu.
Ganjar Pranowo memuji komitmen APTI yang secara intensif memperjuangkan harapan mereka selama ini.
Senada dengan suara petani, pihaknya tidak ingin komoditas tembakau lokal dimusnahkan dengan isu-isu kesehatan karena hal itu dapat mengancam gulung tikarnya pabrik-pabrik besar dan memberikan jalan masuk bagi pabrikan luar negeri dengan modal besar, karena ini dianggap sebagai sebuah model penjajahan baru.
Apalagi, katanya, pajak cukai rokok sejauh ini menjadi salah satu sektor terbesar yang turut menyumbang pemasukan negara.
"Saya sangat berhati-hati dalam memperjuangkan hal ini karena di luar sana banyak kelompok yang antirokok. Namun demikian, jangan sampai tembakau lokal musnah karena kita punya kedaulatan untuk mempertahankan semuanya," katanya.
Ia meminta petani senantiasa menjaga kualitas produk agar tembakau yang dihasilkan dapat sepenuhnya terserap oleh pabrikan.
Selain itu, dia juga meminta agar petani dan pemerintah terus menjaga sinergitas tanpa dapat dipecah belah oleh pihak tertentu mengingat perjuangan masih panjang.
Ia menuturkan infromasi dari BMKG bahwa cuaca yang terjadi tahun ini cukup mendukung untuk menghasilkan tembakau berkualitas sehingga nantinya diharapkan harga jual cukup tinggi dan petani dapat lebih sejahtera.
"Permintaan petani sangat rasional, jangan melakukan impor saat mereka menggelar panen raya. Saya juga minta petani untuk berusaha menghasilkan produk tembakau yang berkualitas," katanya.
"Jangan sampai ada selembar daun tembakau milik petani lokal yang tersisa. Semua harus terserap, baru setelah itu boleh melalukan impor dengan batas maksimal 20 persen dari kebutuhan," kata seorang petani Yudha Sudarmaji di Temanggung, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut saat temu petani tembakau dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Dusun Losari, Desa Logede, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung.
Ia mengatakan sesuai tuntutan Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) selama ini agar muncul regulasi pembatasan kuota impor tembakau hanya 20 persen dari kebutuhan nasional dengan syarat seluruh tembakau petani lokal terserap terlebih dahulu.
Ganjar Pranowo memuji komitmen APTI yang secara intensif memperjuangkan harapan mereka selama ini.
Senada dengan suara petani, pihaknya tidak ingin komoditas tembakau lokal dimusnahkan dengan isu-isu kesehatan karena hal itu dapat mengancam gulung tikarnya pabrik-pabrik besar dan memberikan jalan masuk bagi pabrikan luar negeri dengan modal besar, karena ini dianggap sebagai sebuah model penjajahan baru.
Apalagi, katanya, pajak cukai rokok sejauh ini menjadi salah satu sektor terbesar yang turut menyumbang pemasukan negara.
"Saya sangat berhati-hati dalam memperjuangkan hal ini karena di luar sana banyak kelompok yang antirokok. Namun demikian, jangan sampai tembakau lokal musnah karena kita punya kedaulatan untuk mempertahankan semuanya," katanya.
Ia meminta petani senantiasa menjaga kualitas produk agar tembakau yang dihasilkan dapat sepenuhnya terserap oleh pabrikan.
Selain itu, dia juga meminta agar petani dan pemerintah terus menjaga sinergitas tanpa dapat dipecah belah oleh pihak tertentu mengingat perjuangan masih panjang.
Ia menuturkan infromasi dari BMKG bahwa cuaca yang terjadi tahun ini cukup mendukung untuk menghasilkan tembakau berkualitas sehingga nantinya diharapkan harga jual cukup tinggi dan petani dapat lebih sejahtera.
"Permintaan petani sangat rasional, jangan melakukan impor saat mereka menggelar panen raya. Saya juga minta petani untuk berusaha menghasilkan produk tembakau yang berkualitas," katanya.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB