Bulog Diminta Optimalkan Penyerapan Beras Akhir Tahun
Kamis, 19 Oktober 2017 19:33 WIB
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian, Momon Rusmono (tengah) memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Serap Gabah (Sergap) se eks-Karesidenan Kedu di Magelang (Foto: ANTARAJATENG.COM/Heru Suyitno)
Magelang, ANTARA JATENG - Perum Bulog diminta untuk mengoptimalkan penyerapan beras dalam sisa waktu 3 bulan terakhir, yakni Oktober sampai dengan Desember 2017 untuk memenuhi cadangan pangan nasional.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Momon Rusmono di Magelang, Kamis, mengatakan sisa waktu tiga bulan ini harus benar-benar dioptimalkan oleh Bulog untuk memenuhi target penyerapan.
Ia mengatakan hal tersebut pada Rapat Koordinasi Percepatan Serap Gabah (Sergap) sewilayah eks-Keresidenan Kedu di Magelang.
Momon menyebutkan ada tiga subdivre Bulog di Jawa Tengah yang perlu perhatian dalam penyerapan beras, yakni Kedu, Surakarta, dan Semarang.
"Mengapa saya serius dalam hal penyerapan beras ini, karena tiga provinsi, yakni Jabar, Jateng, dan Jatim menjadi indikator nasional, walaupun kondisinya untuk optimal itu perlu energi yang besar," katanya.
Menurut dia, perlu dicermati bersama karena bagaimanapun cadangan beras Bulog penting berkaitan dengan kewajiban tercapainya kedaulatan pangan.
"Dengan adanya cadangan yang cukup, makin banyak makin baik, hal ini diharapkan selain kebutuhan konsumsi tercukupi juga supaya tidak impor. Karena kalau ada impor yang dirugikan petani," katanya.
Kalau mencermati Jateng, target penyerapan beras 602.000 ton. Dari target tersebut, sampai saat ini terpenuhi hampir 400.000 ton atau sekitar 58 persen.
Khusus wilayah Kedu, katanya, memang agak berat dari target serapan 77.575 ton karena sampai saat ini baru mencapai 23.174 ton atau baru sekitar 35 persen atau kurang 45 ribu ton, padahal tinggal kurang tiga bulan lagi.
Meskipun target tersebut tidak terpenuhi, pihaknya meminta target cadangan stabilitas harga pangan (CSHP) dengan harga Rp8.030 per kilogram dengan target 15.752 ton bisa terpenuhi.
Ia menuturkan dari target 15.752 ton tersebut kini baru mencapai 3.728 ton, sehingga untuk CSHP saja kurangnya 12 ribu ton atau baru mencapai 24 persen.
Guna memenuhi target CSHP tersebut, pada rakor tersebut disepakati kesanggupan kuota penyerapan gabah yang harus dipenuhi masing-masing kepala gudang setiap hari, yakni Magelang 40 ton, Kebumen 30 ton, Temanggung 20 ton, Wonosobo 30 ton, dan Purworejo 30 ton.
Kepala Subdivre Bulog Kedu Sony Supriyadi mengatakan untuk memenuhi penyerapan 150 ton per hari sebenarnya cukup berat, namun karena hal itu sudah menjadi kesepakatan maka harus diupayakan dengan optimal.
"Memang agak susah, tetapi akan terus berusaha bersama mitra untuk memenuhi target penyerapan tersebut," katanya.
Saat ini, kata dia, memang agak susah karena harga di pasaran lebih tinggi dari harga Bulog, khususnya di Kabupaten Magelang dan Temanggung, karena kualitas berasnya memang bagus.
Ia mengatakan bahwa sentra penyerapan beras Subdivre Kedu berada di Kabupaten Purworejo dan Kebumen.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Momon Rusmono di Magelang, Kamis, mengatakan sisa waktu tiga bulan ini harus benar-benar dioptimalkan oleh Bulog untuk memenuhi target penyerapan.
Ia mengatakan hal tersebut pada Rapat Koordinasi Percepatan Serap Gabah (Sergap) sewilayah eks-Keresidenan Kedu di Magelang.
Momon menyebutkan ada tiga subdivre Bulog di Jawa Tengah yang perlu perhatian dalam penyerapan beras, yakni Kedu, Surakarta, dan Semarang.
"Mengapa saya serius dalam hal penyerapan beras ini, karena tiga provinsi, yakni Jabar, Jateng, dan Jatim menjadi indikator nasional, walaupun kondisinya untuk optimal itu perlu energi yang besar," katanya.
Menurut dia, perlu dicermati bersama karena bagaimanapun cadangan beras Bulog penting berkaitan dengan kewajiban tercapainya kedaulatan pangan.
"Dengan adanya cadangan yang cukup, makin banyak makin baik, hal ini diharapkan selain kebutuhan konsumsi tercukupi juga supaya tidak impor. Karena kalau ada impor yang dirugikan petani," katanya.
Kalau mencermati Jateng, target penyerapan beras 602.000 ton. Dari target tersebut, sampai saat ini terpenuhi hampir 400.000 ton atau sekitar 58 persen.
Khusus wilayah Kedu, katanya, memang agak berat dari target serapan 77.575 ton karena sampai saat ini baru mencapai 23.174 ton atau baru sekitar 35 persen atau kurang 45 ribu ton, padahal tinggal kurang tiga bulan lagi.
Meskipun target tersebut tidak terpenuhi, pihaknya meminta target cadangan stabilitas harga pangan (CSHP) dengan harga Rp8.030 per kilogram dengan target 15.752 ton bisa terpenuhi.
Ia menuturkan dari target 15.752 ton tersebut kini baru mencapai 3.728 ton, sehingga untuk CSHP saja kurangnya 12 ribu ton atau baru mencapai 24 persen.
Guna memenuhi target CSHP tersebut, pada rakor tersebut disepakati kesanggupan kuota penyerapan gabah yang harus dipenuhi masing-masing kepala gudang setiap hari, yakni Magelang 40 ton, Kebumen 30 ton, Temanggung 20 ton, Wonosobo 30 ton, dan Purworejo 30 ton.
Kepala Subdivre Bulog Kedu Sony Supriyadi mengatakan untuk memenuhi penyerapan 150 ton per hari sebenarnya cukup berat, namun karena hal itu sudah menjadi kesepakatan maka harus diupayakan dengan optimal.
"Memang agak susah, tetapi akan terus berusaha bersama mitra untuk memenuhi target penyerapan tersebut," katanya.
Saat ini, kata dia, memang agak susah karena harga di pasaran lebih tinggi dari harga Bulog, khususnya di Kabupaten Magelang dan Temanggung, karena kualitas berasnya memang bagus.
Ia mengatakan bahwa sentra penyerapan beras Subdivre Kedu berada di Kabupaten Purworejo dan Kebumen.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Indonesia sergap kapal ikan ilegal berbendera Malaysia di Selat Malaka
18 April 2021 11:48 WIB, 2021
Terealisasi 72,5 Persen, Sergap Bulog Banyumas Kesulitan Penuhi Target
04 December 2017 10:35 WIB, 2017
Latihan Tempur Sergap 2016 untuk Pengamanan Pertahanan Udara Nasional
08 August 2016 13:13 WIB, 2016
DPR Berharap Kabareskrim Baru Sergap Dalang Kebakaran Hutan di Sumatera
07 September 2015 8:06 WIB, 2015