Hendi: Tanamkan Sejak Dini Nilai Kepahlawanan
Selasa, 7 November 2017 20:27 WIB
Semarang - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di tengah anak-anak dan guru saat menghadiri kegiatan penanaman nilai-nilai karakter sejak dini di Sekolah Dasar (SD) Labschool Unnes, Semarang, Selasa (7/11) (Foto: ANTARAJATENG.COM/dok Humas Setda Kota
Semarang, ANTARA JATENG - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengingatkan semangat dan nilai kepahlawanan harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak untuk membentuk kepribadian mereka.
"Pendidikan dan pembentukan karakter anak-anak agar mempunyai jiwa kepahlawanan sangat penting," katanya, di sela "mengajar" di Sekolah Dasar (SD) Labschool Universitas Negeri Semarang (Unnes), Selasa.
Kegiatan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan itu diikuti oleh ratusan siswa mulai pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), dan sekolah dasar (SD) di Labschool Unnes Semarang.
Anak-anak PAUD, TK, dan SD Labschool Unnes itu terlihat mengenakan berbagai pakaian adat dari Sabang sampai Merauke, serta kostum beraneka profesi, seperti seragam dokter, polisi, dan TNI.
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi pun dengan gaya layaknya guru TK bercerita tentang sejarah Hari Pahlawan yang muncul saat terjadi peperangan antara bangsa Indonesia dan Belanda di Surabaya.
"Ceritanya hari ini adik-adik pakai baju daerah dan baju pahlawan. Ada yang pakai baju tentara, baju polisi, baju dokter. Siapa yang tahu kenapa 10 November Hari Pahlawan," tanyanya sebelum memulai bercerita.
Tak lupa, politikus PDI Perjuangan itu menanamkan semangat kepahlawanan kepada anak-anak, seraya memotivasi bahwa anak-anak di zaman sekarang bisa menjadi pahlawan dengan prestasi di bidangnya masing-masing.
"Pak Hendi mau cerita. Adik-adik bisa jadi pahlawan enggak? Yang namanya pahlawan itu ikhlas enggak minta bayaran. Kalau dulu untuk memperjuangkan kemerdekaan, ratusan ribu, bahkan jutaan pahlawan gugur," katanya.
Sekarang ini, kata dia, generasi muda bisa menjadi pahlawan dengan berkarya dan berprestasi sesuai dengan bakat, minat, dan bidangnya masing-masing, berbeda dengan zaman dahulu yang harus mengangkat senjata.
"Contoh pahlawan hari ini siapa?" tanya Hendi kepada seorang siswi SD yang memakai baju perawat, dan dijawabnya "Pak Wali Kota. Nama saya Cia, Pak", membuat Hendi tersipu geli melihat tingkah polah anak-anak.
Hendi juga berpesan kepada anak-anak selama proses belajar mengajar untuk tidak membiasakan diri atau membudayakan berebut duduk di belakang, sebab yang harus dibiasakan adalah duduk di depan dan menjadi juara.
"Saya doakan kalian pada 30 tahun, 40 tahun ke depan ada yang bisa jadi wali kota, ada yang bisa jadi gubernur. Ada juga yang jadi tentara, pak polisi, dan dokter," katanya kepada para siswa.
"Pendidikan dan pembentukan karakter anak-anak agar mempunyai jiwa kepahlawanan sangat penting," katanya, di sela "mengajar" di Sekolah Dasar (SD) Labschool Universitas Negeri Semarang (Unnes), Selasa.
Kegiatan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan itu diikuti oleh ratusan siswa mulai pendidikan anak usia dini (PAUD), taman kanak-kanak (TK), dan sekolah dasar (SD) di Labschool Unnes Semarang.
Anak-anak PAUD, TK, dan SD Labschool Unnes itu terlihat mengenakan berbagai pakaian adat dari Sabang sampai Merauke, serta kostum beraneka profesi, seperti seragam dokter, polisi, dan TNI.
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi pun dengan gaya layaknya guru TK bercerita tentang sejarah Hari Pahlawan yang muncul saat terjadi peperangan antara bangsa Indonesia dan Belanda di Surabaya.
"Ceritanya hari ini adik-adik pakai baju daerah dan baju pahlawan. Ada yang pakai baju tentara, baju polisi, baju dokter. Siapa yang tahu kenapa 10 November Hari Pahlawan," tanyanya sebelum memulai bercerita.
Tak lupa, politikus PDI Perjuangan itu menanamkan semangat kepahlawanan kepada anak-anak, seraya memotivasi bahwa anak-anak di zaman sekarang bisa menjadi pahlawan dengan prestasi di bidangnya masing-masing.
"Pak Hendi mau cerita. Adik-adik bisa jadi pahlawan enggak? Yang namanya pahlawan itu ikhlas enggak minta bayaran. Kalau dulu untuk memperjuangkan kemerdekaan, ratusan ribu, bahkan jutaan pahlawan gugur," katanya.
Sekarang ini, kata dia, generasi muda bisa menjadi pahlawan dengan berkarya dan berprestasi sesuai dengan bakat, minat, dan bidangnya masing-masing, berbeda dengan zaman dahulu yang harus mengangkat senjata.
"Contoh pahlawan hari ini siapa?" tanya Hendi kepada seorang siswi SD yang memakai baju perawat, dan dijawabnya "Pak Wali Kota. Nama saya Cia, Pak", membuat Hendi tersipu geli melihat tingkah polah anak-anak.
Hendi juga berpesan kepada anak-anak selama proses belajar mengajar untuk tidak membiasakan diri atau membudayakan berebut duduk di belakang, sebab yang harus dibiasakan adalah duduk di depan dan menjadi juara.
"Saya doakan kalian pada 30 tahun, 40 tahun ke depan ada yang bisa jadi wali kota, ada yang bisa jadi gubernur. Ada juga yang jadi tentara, pak polisi, dan dokter," katanya kepada para siswa.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2025