Pembuat Film Inggris, yang Hilang Ditemukan di Papua Nugini
Jumat, 17 November 2017 6:58 WIB
Ilustrasi: Gempa di Papua Nugini. (ANTARA News)
Sydney, ANTARA JATENG - Petualang Inggris, yang dilaporkan hilang saat
mencari suku terpencil di Papua Nugini, terlihat di sebelah landasan
terbang dan sedang menunggu penyelamatan, kata temannya pada Kamis.
Benedict Allen, pembuat film dokumenter, pergi pada bulan lalu untuk mencari suku terasing, Yaifo, di bagian utara negara terpencil dan pedesaan Pasifik Selatan di Papua Nugini, namun tidak memiliki sarana komunikasi dan rencana evakuasi atau tujuan, kata temannya, Frank Gardner.
Menurut "blog"-nya, Allen akan kembali ke Inggris pada pertengahan November.
"Jangan coba menyelamatkan saya. Tolong -ke mana saya pergi di Papua Nugini, Anda tidak akan pernah menemukan saya, Anda tahu," katanya di Twitter pada 11 Oktober. Tapi, setelah ia melewatkan sebuah penerbangan pulang pada akhir pekan lalu, teman dan keluarganya panik.
"Benedict Allen tampaknya belum mengalami bahaya. Dia saat ini terdampar di daerah terpencil Papua Nugini yang hanya bisa dijangkau lewat udara setelah semua jembatan jalan terputus karena pertempuran suku," ujar Gardner, yang juga merupakan koresponden keamanan BBC.
"Upaya mendesak sekarang sedang berjalan untuk mencoba membawanya keluar sesegera mungkin jika pertempuran meletus di sekitarnya," katanya.
Gardner sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa sebuah komisi suku Papua Nugini telah mencari Allen dan bahwa dia terlihat di landasan terbang. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi secara independen mengenai temuan tersebut.
Allen, yang menyebut dirinya "petualang" di situsnya, menjelaskan bahwa dirinya "dipukuli setiap hari selama enam minggu" dalam perjalanan sebelumnya ke Papua Nugini sebagai bagian dari ritual inisiasi.
Ia juga menjelaskan, saat melakukan perjalanan ke bagian terpencil Amazon, tempat ia sekarat karena kelaparan dan malaria, ia terpaksa memakan anjingnya.
Benedict Allen, pembuat film dokumenter, pergi pada bulan lalu untuk mencari suku terasing, Yaifo, di bagian utara negara terpencil dan pedesaan Pasifik Selatan di Papua Nugini, namun tidak memiliki sarana komunikasi dan rencana evakuasi atau tujuan, kata temannya, Frank Gardner.
Menurut "blog"-nya, Allen akan kembali ke Inggris pada pertengahan November.
"Jangan coba menyelamatkan saya. Tolong -ke mana saya pergi di Papua Nugini, Anda tidak akan pernah menemukan saya, Anda tahu," katanya di Twitter pada 11 Oktober. Tapi, setelah ia melewatkan sebuah penerbangan pulang pada akhir pekan lalu, teman dan keluarganya panik.
"Benedict Allen tampaknya belum mengalami bahaya. Dia saat ini terdampar di daerah terpencil Papua Nugini yang hanya bisa dijangkau lewat udara setelah semua jembatan jalan terputus karena pertempuran suku," ujar Gardner, yang juga merupakan koresponden keamanan BBC.
"Upaya mendesak sekarang sedang berjalan untuk mencoba membawanya keluar sesegera mungkin jika pertempuran meletus di sekitarnya," katanya.
Gardner sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa sebuah komisi suku Papua Nugini telah mencari Allen dan bahwa dia terlihat di landasan terbang. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi secara independen mengenai temuan tersebut.
Allen, yang menyebut dirinya "petualang" di situsnya, menjelaskan bahwa dirinya "dipukuli setiap hari selama enam minggu" dalam perjalanan sebelumnya ke Papua Nugini sebagai bagian dari ritual inisiasi.
Ia juga menjelaskan, saat melakukan perjalanan ke bagian terpencil Amazon, tempat ia sekarat karena kelaparan dan malaria, ia terpaksa memakan anjingnya.
Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Jateng borong semua Piala LKBB, Film Pendek, Karya Essay Madrasah Tingkat Nasional 2024
23 November 2024 17:03 WIB