Pola Kemitraan Ujung Tombak Pembangunan Peternakan
Jumat, 24 November 2017 7:49 WIB
Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Thomas Effendy (dua dari kanan), didampingi Rektor Universitas Diponegoro Semarang Prof Yos Johan Utama (dua dari kiri), Presiden Komisaris PT CPI Hadi Gunawan (kanan) saat pressconference penganugeraha
Semarang, ANTARA JATENG - Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Thomas Effendy menilai pola kemitraan antara industri dan peternak merupakan ujung tombak pembangunan peternakan nasional.
"Pola kemitraan yang selama ini diterapkan CPI menjamin peternak mitra mendapatkan keuntungan usaha," katanya, saat menyampaikan pidato ilmiahnya atas gelar kehormatan doktor honoris causa (HC), di Semarang, Kamis.
Jebolan Master of Business Administration dari The University of City of Manila, Filipina, itu dianugerahi gelar doktor HC dalam bidang ilmu sosial ekonomi peternakan dari Universitas Diponegoro Semarang (Undip).
Pidato ilmiah pengukuhan gelar doktor kehormatan honoris causa yang disampaikannya berjudul "Pengembangan Pola Kemitraan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Produksi Unggas Nasional"
Dari segi harga, kata dia, para peternak ayam tidak akan terdampak dengan terjadinya fluktuasi harga yang tinggi di pasaran karena pengaruh "demand" dan "supply" karena harga sudah disepakati dan ditetapkan dari awal.
Menurut pria kelahiran Palembang, 30 Januari 1958 itu, pola kemitraan yang diterapkan CPI secara prinsip tidak ingin para peternak plasma yang menjadi mitra menanggung risiko fluktuasi harga tinggi di pasaran.
"Selama peternak menerapkan standar operasional prosedur (SOP) yang baik, punya niat besar mau beternak menjadi plasma, umumnya mereka untung," kata Thomas yang menyelesaikan sarjananya di Universitas Tarumanegara, Jakarta.
Peternak plasma dapat mengalami kerugian, kata dia, hanya jika kinerja budi daya ayam yang dilakukannya berada di bawah standar yang disepakati yang biasanya disebabkan kelalaian mereka dalam penerapan SOP.
"Pola kemitraan juga memungkinkan risiko usaha plasma diminimalisasi, misalnya karena penyakit. Bila SOP dijalankan benar namun masih rugi, diperhitungkan sebagai potongan penjualan sarana produksi ternak dari inti kepada plasma," katanya.
Belum lagi, kata dia, transfer teknologi peternakan kepada peternak yang diberikan CPI, seperti sistem kandang tertutup "closed house" yang memungkinkan budi daya dilakukan secara lebih efisien, aman, dan produktif.
"Kami memiliki sekitar 12 ribu peternak plasma yang menjadi mitra. Kemitraan merupakan usaha saling menguntungkan dan menguatkan untuk mendorong terciptanya peningkatan daya saing produksi unggas nasional," pungkas Thomas.
"Pola kemitraan yang selama ini diterapkan CPI menjamin peternak mitra mendapatkan keuntungan usaha," katanya, saat menyampaikan pidato ilmiahnya atas gelar kehormatan doktor honoris causa (HC), di Semarang, Kamis.
Jebolan Master of Business Administration dari The University of City of Manila, Filipina, itu dianugerahi gelar doktor HC dalam bidang ilmu sosial ekonomi peternakan dari Universitas Diponegoro Semarang (Undip).
Pidato ilmiah pengukuhan gelar doktor kehormatan honoris causa yang disampaikannya berjudul "Pengembangan Pola Kemitraan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Produksi Unggas Nasional"
Dari segi harga, kata dia, para peternak ayam tidak akan terdampak dengan terjadinya fluktuasi harga yang tinggi di pasaran karena pengaruh "demand" dan "supply" karena harga sudah disepakati dan ditetapkan dari awal.
Menurut pria kelahiran Palembang, 30 Januari 1958 itu, pola kemitraan yang diterapkan CPI secara prinsip tidak ingin para peternak plasma yang menjadi mitra menanggung risiko fluktuasi harga tinggi di pasaran.
"Selama peternak menerapkan standar operasional prosedur (SOP) yang baik, punya niat besar mau beternak menjadi plasma, umumnya mereka untung," kata Thomas yang menyelesaikan sarjananya di Universitas Tarumanegara, Jakarta.
Peternak plasma dapat mengalami kerugian, kata dia, hanya jika kinerja budi daya ayam yang dilakukannya berada di bawah standar yang disepakati yang biasanya disebabkan kelalaian mereka dalam penerapan SOP.
"Pola kemitraan juga memungkinkan risiko usaha plasma diminimalisasi, misalnya karena penyakit. Bila SOP dijalankan benar namun masih rugi, diperhitungkan sebagai potongan penjualan sarana produksi ternak dari inti kepada plasma," katanya.
Belum lagi, kata dia, transfer teknologi peternakan kepada peternak yang diberikan CPI, seperti sistem kandang tertutup "closed house" yang memungkinkan budi daya dilakukan secara lebih efisien, aman, dan produktif.
"Kami memiliki sekitar 12 ribu peternak plasma yang menjadi mitra. Kemitraan merupakan usaha saling menguntungkan dan menguatkan untuk mendorong terciptanya peningkatan daya saing produksi unggas nasional," pungkas Thomas.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB