Temanggung, ANTARA JATENG - Tradisi kirab 1.000 ingkung bebek warga Desa Sukomarto, Jumo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu, mendukung potensi wisata religi di daerah tersebut.

Kirab 1.000 ingkung bebek dilakukan warga dengan arak-arakan keliling desa, di barisan depan pasukan prajurit, kemudian kepala desa beserta istri dengan naik andong.

Kemudian di belakangnya ada gunungan hasil bumi diikuti ribuan warga dengan membawa tumpeng dan ingkung bebek dan beberapa kelompok kesenian desa setempat.

Mereka berjalan dari halaman Balai Desa Sukomarto menuju makam leluhur desa Simbah Habib Abdurrahman yang jaraknya sekitar 600 meter.

Setelah sampai makam leluhur, mereka berdoa bersama dipimpin ulama desa. Setelah berdoa, dua gunungan hasil bumi yang baru saja diarak menjadi rebutan ribuan pengunjung. Kemudian tumpeng dan ingkung yang dibawa warga disedekahkan dan dimakan bersama pengunjung yang hadir.

Kades Sukomarto Miftahuddin menuturkan, kegiatan gerebek budaya religi kirab 1000 ingkung bebek ini dalam rangka haul atau memperingati wafatnya Simbah Habib Abdurrahman leluhur Desa Sukomarto, sekaligus untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H/2017 M.

Ia menuturkan acara sedekah massal dilakukan setiap tahun untuk menjaga tradisi leluhur yang turun temurun, sekaligus untuk mempertahankan ideologi dari ancaman radikalisme serta demi untuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Melalui kegiatan ini, icon wisata religi di desa kami bisa terangkat sehingga banyak pengunjung yang berziarah atau berkunjung ke makam Simbah Habib Abdurrahman," katanya.

Ia mengatakan dipilih ingkung bebek, karena warga banyak yang berternak atau memelihara bebek.

Camat Jumo Subkhan Ashadi mendorong potensi desa wisata di wilayah Jumo bisa tergarap dengan baik, salah satunya Desa Sukomarto.

"Desa Sukomarto mempunyai potensi wisata religi karena ada makam Simbah Habib Abdurrahman. Dengan dana desa, aparatur desa setempat bisa mengembangkanya," katanya.

Menurut dia selain potensi wisata religi, desa ini juga memiliki potensi yang tidak dimiliki desa lainya, yakni beternak bebek.

"Bebek Betisan Sukomarto sudah terkenal kualitasnya. Saya berharap warga terus mengembangkanya," katanya.