Sejumlah kategori busana ditampilkan di Ice Palace, Lotte Avenune, Kuningan Jakarta pada 26-27 Maret, mulai dari avant garde, urban, muslim hingga gaun malam.
Ali Charisma, National Chairman IFC, dalam keterangan pers mengatakan bahwa acara ini bertujuan memperlihatkan seperti apa industri fashion Indonesia.
"Termasuk perkembangan tren melalui karya para desainer Indonesia, ajang ini diharapkan jadi tolok ukur kemajuan fashion Indonesia," kata Ali.
Pada hari pertama, koleksi kategori busana urban dan avant garde ditampilkan oleh RAEGITAZORO yang mengusung tema "Sportlight". Terdiri dari 12 looks siap pakai dengan bahan dominan katun off white dihiasi variasi warna neon. Koleksi ini ditujukan untuk pencinta mode yang ingin tampil sporty namun tetap modis dan nyaman.
MALEA by Mega MA juga memamerkan busana sporty yang dipermanis dengna kacamata bening serta outer creative fabric transparan yang membuatnya terkesan lebih urban.
Yunita Kosasih menyuguhkan koleksi busana warna pastel dengan kesan kuat Asia yang ditampilkan lewat obi dari bahan lurik.
NY by Novita Yunus juga mengusung wastra Nusantara, tepatnya batik Indonesia dan shibori Jepang. Palet warna yang dipakai adalah ungu serta campuran biru tua, mustard dan peach. Perkawinan batik dan shibori di kain linen, sutera, katun dan rayon ini diwujudkan dalam koleksi mantel panjang, rompi panjang, jaket, kaftan, hingga celana pensil.
Juga ada The Future yang terdiri dari perancang muda yang baru lulus sekolah mode: Inas Nabilla, Lania Rakhma, KHARA by Gabriella Manurung, Aji Suropati, Ray Alan dan Sasig.
Media Viewing Trend tahun ini mempersembahkan koleksi busana muslim dan gaun malam dari Irna La Perle by Irna Mutiara, Sad Indah, Christine Wibowo, DVK by Defika Hanum, Bramanta Wijaya, Dani Paraswati, Fomalhaut Zamel, Saffana dan Devy Ros. (Editor : Monalisa)