Pelajar SD dan guru di Kudus pentaskan wayang kulit
Kudus (ANTARA) - Pelajar sekolah dasar (SD) 3 Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, bersama guru dalam rangkaian HUT PGRI dan Hari Guru Nasional 2024 mementaskan wayang kulit sebagai upaya memperkenalkan tradisi lokal kepada pelajar.
"Karena keterbatasan anggaran, maka pentas wayang kulit kami buat sederhana dengan iringan musik gamelan hasil rekaman, sedangkan wayang yang seharusnya ditancapkan di batang pisang dibawa siswa," kata Kepala SD 3 Purwosari Sabani di Kudus, Sabtu.
Sementara wayangnya, kata dia, merupakan wayang yang dipesan untuk memerankan lakon "Bolodewo Kembar" yang melibatkan 10 siswa kelas 3.
Ia berharap melalui pementasan wayang tersebut anak-anak yang belum mengenal menjadi kenal, dan yang sudah semakin mengenal budaya lokal yang mulai ditinggalkan karena kalah dengan permainan yang tersedia lewat gawai. Pentas wayang kulit ini juga untuk memperkuat proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).
Selain itu, kata dia, pementasan wayang tersebut juga untuk ikut melestarikan budaya Jawa yang memiliki nilai prestise agar tidak punah.
"Apalagi, wayang kulit sebagai warisan budaya tidak hanya enak dijadikan tontonan, tetapi juga bisa dijadikan tuntunan untuk masyarakat yang dapat melekat erat, sehingga jangan sampai seni budaya diklaim oleh negara lain," ujarnya.
Melalui pentas wayang kulit, kata dia, pihaknya juga ingin menanamkan pendidikan karakter untuk anak usia dini. Karena di dalam cerita wayang, banyak mengandung pesan-pesan yang dapat membentuk nilai-nilai karakter pada manusia yang dapat dijadikan sebagai teladan.
Selain itu, kata dia, siswa dapat mengambil hikmah dari cerita wayang seperti budi pekerti, mengajarkan kesopanan, dan menghargai orang lain.
Kegiatan lain dalam rangka penguatan profil Pancasila, yakni dengan menggelar hasil karya para siswa terkait rumah adat di Nusantara bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama, hingga pentas tari.
"Siswa juga kami minta memakai pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga mereka juga mengenal kebinekaan, selain ada produk tulisan kearifan lokal di kudus, baik terkait rumah adat, lagu, pakaian dan budaya keseharian di Indonesia," ujarnya.*
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024