Satai kere hingga tengkleng bakal tampil di Festival Kuliner Solo
Selasa, 27 Maret 2018 17:28 WIB
Hasta Gunawan (kanan) didampingi oleh Daryono memberikan penjelasan tentang Festival Kuliner 2018 (Foto: Aris Wasita)
Solo (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kota Surakarta bakal menghidupkan menu makanan lokal tempo dulu melalui pergelaran "Solo Indonesia Culinary Festival 2018" pada April.
"Pada kegiatan tersebut juga akan digelar acara masak makanan tempo dulu yang diikuti oleh para peserta dari masyarakat umum," kata Kepala Dinas Pariwisata Hasta Gunawan di Solo, Selasa.
Selain itu, dikatakannya, akan ada pajangan (display) kuliner sehingga masyarakat bisa tahu dan membeli menu-menu lokal zaman dulu, di antaranya tengkleng, satai kere, dan sego liwet.
Ia mengatakan tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut adalah sebagai ajang edukasi, apresiasi, dan konservasi potensi kuliner tradisional daerah khususnya di Kota Solo. Selain itu, dikatakannya, kegiatan tersebut juga sebagai media promosi potensi kuliner serta perkembangannya baik itu kuliner tradisional maupun kuliner kekinian.
"Kami juga ingin menciptakan momen rekreasi alternatif bagi wisatawan maupun masyarakat umum. Tujuan utama adalah kami ingin mempertegas Kota Solo sebagai destinasi wisata kuliner nusantara," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia "Solo Indonesia Culinary Festival 2018" Daryono mengatakan selama ini perolehan pajak dari sektor kuliner di Kota Solo cukup tinggi. Menurut dia, pada tahun 2016, dari total pajak hotel dan restoran di Kota Solo yang mencapai Rp54 miliar, Rp31 miliar di antaranya merupakan kontribusi sektor kuliner.
"Angka ini terus meningkat, di tahun 2017 perolehan pajak khusus dari kuliner sebesar Rp32 miliar. Ini artinya potensi kuliner di Kota Solo tinggi sekali," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu untuk menyelenggarakan acara dengan tema kuliner untuk memaksimalkan potensi yang ada.
Ia mengatakan pada acara yang digelar di Halaman Parkir Selatan Stadion Manahan Surakarta tersebut selain stan dan lomba masak makanan tempo dulu, beberapa agenda yang dilaksanakan di antaranya food bazar yang diikuti oleh pengusaha jasa boga, katering, restoran, dan hotel.
"Selain itu juga akan ada `Kampoeng President Culinary Famtrip` dan `awarding`. Kalau untuk famtrip sejauh ini sudah ada 19 peserta yang akan ikut, mereka nanti akan kami ajak berkeliling untuk mengeksplorasi kekayaan kuliner di Kota Solo," katanya.
Sedangkan untuk "awarding", dikatakannya, pemerintah akan memberikan penghargaan bagi pelaku usaha kuliner yang memiliki loyalitas tinggi untuk tetap mempertahankan menu tempo dulu.
Mengenai target transaksi, ia berharap kegiatan tersebut bisa membukukan transaksi hingga lebih dari Rp3 miliar dan dapat dikunjungi oleh lebih dari 20.000 pengunjung.
"Pada kegiatan tersebut juga akan digelar acara masak makanan tempo dulu yang diikuti oleh para peserta dari masyarakat umum," kata Kepala Dinas Pariwisata Hasta Gunawan di Solo, Selasa.
Selain itu, dikatakannya, akan ada pajangan (display) kuliner sehingga masyarakat bisa tahu dan membeli menu-menu lokal zaman dulu, di antaranya tengkleng, satai kere, dan sego liwet.
Ia mengatakan tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut adalah sebagai ajang edukasi, apresiasi, dan konservasi potensi kuliner tradisional daerah khususnya di Kota Solo. Selain itu, dikatakannya, kegiatan tersebut juga sebagai media promosi potensi kuliner serta perkembangannya baik itu kuliner tradisional maupun kuliner kekinian.
"Kami juga ingin menciptakan momen rekreasi alternatif bagi wisatawan maupun masyarakat umum. Tujuan utama adalah kami ingin mempertegas Kota Solo sebagai destinasi wisata kuliner nusantara," katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia "Solo Indonesia Culinary Festival 2018" Daryono mengatakan selama ini perolehan pajak dari sektor kuliner di Kota Solo cukup tinggi. Menurut dia, pada tahun 2016, dari total pajak hotel dan restoran di Kota Solo yang mencapai Rp54 miliar, Rp31 miliar di antaranya merupakan kontribusi sektor kuliner.
"Angka ini terus meningkat, di tahun 2017 perolehan pajak khusus dari kuliner sebesar Rp32 miliar. Ini artinya potensi kuliner di Kota Solo tinggi sekali," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu untuk menyelenggarakan acara dengan tema kuliner untuk memaksimalkan potensi yang ada.
Ia mengatakan pada acara yang digelar di Halaman Parkir Selatan Stadion Manahan Surakarta tersebut selain stan dan lomba masak makanan tempo dulu, beberapa agenda yang dilaksanakan di antaranya food bazar yang diikuti oleh pengusaha jasa boga, katering, restoran, dan hotel.
"Selain itu juga akan ada `Kampoeng President Culinary Famtrip` dan `awarding`. Kalau untuk famtrip sejauh ini sudah ada 19 peserta yang akan ikut, mereka nanti akan kami ajak berkeliling untuk mengeksplorasi kekayaan kuliner di Kota Solo," katanya.
Sedangkan untuk "awarding", dikatakannya, pemerintah akan memberikan penghargaan bagi pelaku usaha kuliner yang memiliki loyalitas tinggi untuk tetap mempertahankan menu tempo dulu.
Mengenai target transaksi, ia berharap kegiatan tersebut bisa membukukan transaksi hingga lebih dari Rp3 miliar dan dapat dikunjungi oleh lebih dari 20.000 pengunjung.
Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kisah Warung Makan Selera Jenderal di Demak, berawal dari celetukan pelanggan
31 October 2024 10:27 WIB
Omar Niode Foundation ajak penikmat kuliner kenali makanan tradisional melalui buku
16 July 2024 6:17 WIB