Bulog Banyumas segera serap gabah petani
Rabu, 4 Juli 2018 14:11 WIB
Kepala Bulog Subdivre Banyumas Sony Supriyadi. (Foto: Sumarwoto)
Purwokerto (Antaranews Jateng) - Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, akan segera menyerap gabah petani dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, kata Kepala Bulog Subdivre Banyumas Sony Supriyadi.
"Kami ditarget menyerap gabah kering giling sebanyak 9.000 ton. Saat ini, kami sedang berusaha melakukan penyerapan gabah di samping menyerap beras petani, tetapi harganya masih tinggi," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan di lapangan, harga gabah kering simpan di tingkat petani hingga saat ini masih sebesar Rp5.000 per kilogram.
Dalam hal ini, gabah kering simpan (GKS) belum siap giling karena baru sekali menjalani satu kali proses pengeringan sehingga harus dikeringkan lagi sebelum digiling.
"Padahal, gabah yang kami serap berupa gabah kering giling (GKG) dan kami masih menerapkan fleksibilitas harga sebesar Rp5.150 per kilogram untuk GKG. Petani jarang yang menjual dalam bentuk GKG, mereka lebih banyak menjual GKS," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya masih menunggu hingga harga gabah di pasaran sesuai dengan standar lantaran saat sekarang area persawahan di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara baru memasuki masa panen.
Ia memperkirakan harga gabah di pasaran akan berangsur turun ketika sudah banyak petani yang panen padi.
Terkait dengan penyerapan beras, Sony mengatakan hingga saat ini, pihaknya telah mampu menyerap beras sekitar 21.700 ton dari target 48.000 ton.
"Target penyerapan beras yang harus kami penuhi pada tahun 2018 turun dari 53.000 ton menjadi 48.000 ton. Volume beras yang masuk gudang Bulog Banyumas rata-rata sebesar 100 ton per hari," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian meminta agar pengadaan beras tetap diprioritaskan semaksimal mungkin demi memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah sebesar 1 juta ton.
"Kami akan berupaya agar penyerapan beras dan gabah bisa jalan bareng," katanya.
"Kami ditarget menyerap gabah kering giling sebanyak 9.000 ton. Saat ini, kami sedang berusaha melakukan penyerapan gabah di samping menyerap beras petani, tetapi harganya masih tinggi," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan di lapangan, harga gabah kering simpan di tingkat petani hingga saat ini masih sebesar Rp5.000 per kilogram.
Dalam hal ini, gabah kering simpan (GKS) belum siap giling karena baru sekali menjalani satu kali proses pengeringan sehingga harus dikeringkan lagi sebelum digiling.
"Padahal, gabah yang kami serap berupa gabah kering giling (GKG) dan kami masih menerapkan fleksibilitas harga sebesar Rp5.150 per kilogram untuk GKG. Petani jarang yang menjual dalam bentuk GKG, mereka lebih banyak menjual GKS," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya masih menunggu hingga harga gabah di pasaran sesuai dengan standar lantaran saat sekarang area persawahan di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara baru memasuki masa panen.
Ia memperkirakan harga gabah di pasaran akan berangsur turun ketika sudah banyak petani yang panen padi.
Terkait dengan penyerapan beras, Sony mengatakan hingga saat ini, pihaknya telah mampu menyerap beras sekitar 21.700 ton dari target 48.000 ton.
"Target penyerapan beras yang harus kami penuhi pada tahun 2018 turun dari 53.000 ton menjadi 48.000 ton. Volume beras yang masuk gudang Bulog Banyumas rata-rata sebesar 100 ton per hari," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian meminta agar pengadaan beras tetap diprioritaskan semaksimal mungkin demi memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah sebesar 1 juta ton.
"Kami akan berupaya agar penyerapan beras dan gabah bisa jalan bareng," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024