Jangan memijat bayi saat lapar

Rabu, 4 Juli 2018 14:23 WIB
Peserta pijat bayi memijat anaknya saat kegiatan pijat bayi massal di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (7/11/2017). Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-53, Kementerian Kesehatan mengadakan pijat bayi massal. Sebanyak 300 bayi dibawah dua tahun (Baduta) ikut dalam kegiatan tersebut. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Jakarta (Antaranews Jateng) - ada sejumlah hal yang perlu ayah atau ibu perhatikan bila ingin memijat bayi mereka, salah satunya soal waktu memijat. 

"(Anak jangan dipijat) saat lapar, baru makan, mau tidur. Saat baru makan misalnya, ada gerakan dari daerah perut, khawatirnya nanti anak bisa muntah," tutur spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Bernie Endyarnie Medise, SpA(K) dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu. 

Salah satu waktu yang dia sarankan untuk memijat adalah saat mandi. Saat mandi, ada kontak mata antara ibu dan bayi, baby talk antara ibu dan bayi, sentuhan ibu, bau sabun mandi yang menstimulasi indera penciuman. 

Hal lain yang perlu orangtua perhatikan ialah respon anak saat dipijat, tampak nyaman atau justru menangis karena tak nyaman. Jika anak menangis, sebaiknya segera hentikan pijatan. 

"Cek dulu mengapa bayi menangis. Bisa karena buang air, lapar, pijatan terlalu menyakitkan. Kalau dia enggak nyaman cek dulu," kata Bernie. 

Pijat bayi bisa dilakukan 2-3 kali sehari dengan durasi 10-15 menit. 

"Pakai alas datar, bisa perlak, menggunakan lotion membantu tangan dan kulit lebih mulus, sambil bersenandung. Jangan disambi kegiatan lain," tutur Bernie. 

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025

Terkait

Terpopuler - Seni dan Budaya