Semarang (Antaranews Jateng) - Badan Standarisasi Nasional (BSN) terus mengingatkan pentingnya akreditasi produk dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi, laboratorium, serta lembaga inspeksi kompeten yang tepat.

"Hari ini kami meng-update lembaga penilaian kesesuaian mengikuti perkembangan yang ada seperti cara akreditasi yang hampir 13 tahun baru direvisi dan mereka harus tahu agar mendapatkan pengakuan secara global. Jadi bahasa yang mengevaluasi dan dievaluasi sama," kata Kepala BSN Bambang Prasetya pada acara peringatan Hari Akreditasi Dunia 2018 di Semarang, Selasa.

Bambang menjelaskan dengan mengikuti perkembangan akreditasi tersebut menjadikan lembaga penilaian kesesuaian seperti lembaga sertifikasi produk, laboratorium, serta lembaga inspeksi kompeten dalam melakukan kegiatan penilaian kesesuaian setara dengan di negara luar, sehingga memudahkan dalam hal ekspor. 

Lembaga penilaian kesesuaian, lanjut Bambang yang juga merupakan Ketua Komite Akreditasi Nasional, melakukan kegiatan sertifikasi atau pengujian atas produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau organisasi. 

"Produk atau jasa yang lolos uji dan meraih sertifikasi, berarti telah memenuhi standar tertentu dan dijamin aman. Sertifikasi ini untuk memberikan perlindungan rasa aman kepada para konsumen serta untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan," kata Bambang.

Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN Kukuh S. Achmad menyebutkan setiap tahun setidaknya dikeluarkan 500an SNI dan totalnya ada 11.000 (sebanyak 9.700 aktif) dengan 3.000 produk (600 jenis) yang seluruhnya dikeluarkan oleh 69 lembaga serifikasi produk.

Untuk saat ini produk yang tengah tren mendapatkan sertifikasi yakni mainan anak karena sesuai regulasi wajib berSNI baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

"Kami terus mendorong sertifikasi baik itu yang produk yang wajib dan yang sukarela agar barang yang beredar di masyarakat aman sekaligus dapat meningkatkan daya saing," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang Nurjanah menambahkan beragam produk IKM dan UMK di Kota Semarang yang telah mendapatkan sertifikat SNI baik itu berupa olahan makanan seperti bandeng, garmen, pakaian bayi, dan mainan anak-anak.

"Hari ini, ada empat IKM yang mendapatkan fasilitasi sertifikat SNI dan kami tengah mengusulkan 14 produk lainnya untuk mendapatkan sertifikat SNI," demikian Nurjanah.