"The Meg": film Kombinasi teror hiu "Jaws" plus "Deep Blue Sea"

Sabtu, 11 Agustus 2018 11:09 WIB
Jason Statham (reuters)
Jakarta (Antaranews Jateng) - Libur akhir pekan memang asyiknya pergi ke pantai. Namun s hati-hati ada risiko serangan hiu, apalagi kalau hiu yang menyerang berukuran masif dan super agresif seperti digambarkan film "The Meg".

"The Meg" merupakan film bergenre laga-thriller dengan plot yang boleh dibilang sangat sederhana yakni serangan hiu purbakala bernama Megalodon atau akrab disapa Meg.

Dikisahkan hiu purba nan masif ini pernah meneror dan menewaskan sejumlah regu penyelamat pimpinan Jonas Taylor (Jason Statham) di Palung Mariana, Samudera Pasifik.

Lima tahun kemudian Jonas, yang sudah pensiun dari posisinya, dipanggil kembali oleh rekan lamanya Mac (Cliff Curtis) untuk menyelamatkan tim peneliti pimpinan Dr. Zhang (Winston Chao) yang diserang Meg lalu terjebak di Palung Mariana.

Kendati Jonas dan ilmuwan bernama Suyin (Li Bing Bing) berhasil menyelamatkan dua peneliti, masalah baru kemudian mulai menimpa mereka dimana Meg yang selama ini terperangkap di Palung Mariana berhasil keluar dan sekarang bergentayangan di perairan lepas dan dangkal sambil meneror manusia. 

Berhasilkan Jonas, Suyin dan tim peneliti pimpinan Zhang mencegah dan mengakhiri teror hiu purbakala Meg di laut lepas dan pantai-pantai wisata?

Formula "The Meg" boleh dibilang merupakan formula lama yang bisa dibilang amat-amat mirip dengan dua film teror hiu sebelumnya yakni "Jaws" dan "Deep Blue Sea".

Teror hiu besar terhadap tim ilmuwan di kompleks penelitian laut yang terlihat pada awal film bisa dibilang mirip dengan formula serangan hiu dalam "Deep Blue Sea".

Sedangkan serangan hiu besar di pantai wisata dan terkaman terhadap kapal kecil yang dinaiki Jonas, mengingatkan kita akan serangan ikonik hiu dalam "Jaws" pertama.

Perpaduan formula film-film lawas yang kemudian dibuat menjadi sebuah film baru ini, sebenarnya terlihat sejak "Skyscraper" yang dibintangi Dwayne "The Rock" Johnson yang merupakan perpaduan formula "The Towering Inferno" dan "Die Hard".

Cuma bedanya, Warner Bros. Pictures berupaya memasukkan elemen ilmiah dengan menghadirkan hiu purbakala Megalodon yang dianggap punah dua juta tahun lalu ke dalam film ini.

Bicara dinamika plot, sebetulnya plot "The Meg" tidak begitu istimewa karena terlalu sederhana. Tapi adegan-adegan menegangkan dan jumpscare-nya yang diramu oleh sang nahkoda Jon Turteltaub bisa membuat jantung penonton copot.

Performa akting para pemain "The Meg" bisa dibilang tampil biasa. Jason Statham bermain datar-datar aja, tapi bintang cilik asal Tiongkok yakni Shuya Sophia Cai sebagai Meiying bisa membuat jatuh hati penonton.

"The Meg" yang dibintangi sejumlah aktor/aktris Hollywood dan Tiongkok ini boleh dibilang bisa ditonton untuk para moviegoers (pecinta film) berusia remaja. Sedangkan untuk anak-anak, ada baiknya didampingi oleh orang tua saat menyaksikan "The Meg". (Editor : Ida Nurcahyani).

Pewarta : Aji Cakti
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait