"Kontes yang kami selenggarakan ini untuk mengembalikan marwah dan kejayaan ayam pelung yang merupakan ayam asli dari tanah Sunda," kata Ketua DPD HIPPAPN Sukabumi Raya Ichwan Hamid di Lapang Surya Kencana Sukabumi, Minggu.
Dari pantauan di lokasi, ayam berukuran raksasa dan gagah ditampilkan dalam kandang yang sudah disediakan panitia. Tim juri kredibel pun langsung melihat postur tubuh ayam pelung tersebut dan tentunya harus ditunjang dengan suara kokokan yang merdu dan panjang.
Setiap satu sesi sebanyak 50 ayam pelung dinilai kualitas suara dan penampilannya. Jika ditotalkan ayam yang mengikuti kontes ini sebanyak 500 ekor. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp1 juta hingga puluhan juta rupiah tergantung kualitas si ayam saat tengah kontes.
Menurutnya, kejuaraan tingkat nasional ini juga untuk silaturahmi antarpeternak dan penggemar untuk menjaga kemurnian ayam pelung tersebut yang tentunya nantinya terjadi sharing bagaimana membudidayakan ayam tersebut agar kemurniannya tetap terjaga.
"Kontes seperti akan rutin kami lakukan untuk meningkatkan populasi ayam pelung, selama ini kualitas terbaik masih dipegang Cianjur, tetapi sudah bergeser ke Garut. Berarti ini membuktikan peternak dan penhobi ayam kebanggaan warga Sunda sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia," tambahnya.
Sementara, salah seorang kontestan Sidik Adhar mengatakan dirinya sudah sering mengikuti kontes kejuaraan ayam pelung tingkat nasional. Ia tidak sekedar hobi memelihara saja tetapi menernakan yang saat ini jumlah ayam pelung dewasa siap kontes ada sekitar tujuh ekor.
"Untuk pemeliharaannya tidak terlalu rumit yang penting telaten dan menjaga kesehatannya. Bahkan saya selalu memberikan vaksin kepada ayam saya agar kesehatannya tetap terjaga dan tahan dari berbagai penyakit seperti flu burung," katanya.