Semarang (Antaranews Jateng) - PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) membekali mahasiswa kemampuan "entreneurship" dengan pembangunan "Entrepreneur Teaching Centre" di Universitas Diponegoro Semarang.
     "Kami membentuk sebuah 'teaching centre' yang dapat membangun jiwa 'entreprenuership' mahasiswa, khususnya Undip," kata Presiden Direktur PT CPI Thomas Effendy usai peresmian ETC Undip, Semarang, Jumat.
     Hibah Gedung ETC itu, kata dia, merupakan kelanjutan dari kerja sama CPI dengan Undip sebagai mitra akademik setelah menyerahkan hibah kandang "closed house" dengan kapasitas sekitar 20 ribu ekor ayam.
     Kandang "closed house" yang dibangun di kawasan Kampus Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip, lanjut dia, bisa menjadi tempat mahasiswa mempraktikkan langsung ilmu yang didapat di bidang peternakan.
     "Tentunya, dengan bimbingan tenaga ahli yang sudah kami siapkan sehingga pada saat mereka lulus kuliah sudah siap untuk memasuki dunia kerja. Namun, tantangan ternyata tidak berhenti sampai penyiapan tenaga kerja," katanya.
     Artinya, kata Thomas, harus dilakukan penyiapan satu tingkat lebih tinggi, yakni mahasiswa sebagai pencipta lapangan kerja yang tentunya bisa didapatkan dengan penyediaan fasilitas yang memadai.
     "Ini kami kali pertama kerja samanya dengan Undip untuk menyediakan satu fasilitas 'entrepreneurship' bagi mahasiswa. Sebenarnya 'entrepreneur' bukan harus punya banyak duit, kemudian jadi wirausahawan," katanya.
     Secara simpel, kata dia, mahasiswa bisa memanfaatkan hasil ayam dari kandang ternak itu untuk dijual kepada tetangganya dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran, tetapi tetap mendapatkan untung.
     "Misalnya, pulang kuliah ada tetangga titip empat ekor ayam. Satu ekor bisa untung Rp2.000 dengan dijual satu ekor Rp25 ribu. Tetangga juga tidak rugi, mahasiswa sudah menjadi pengusaha, simpel," katanya.
     Dengan fasilitas ETC Undip, kata dia, terbangun rantau distribusi pangan, mulai kandang 'closed house' sebagai hulu sampai toko ritel Prima Fresh Mart (PFM) milik CPI yang dibangun di Undip sebagai hilirnya.
     Sampai saat ini, kata dia, CPI telah memiliki 450-an toko PFM di seluruh Indonesia, salah satunya di Undip yang bisa dipergunakan mahasiswa dan dosen untuk belajar mulai pelayanan konsumen sampai logistik.
     "Ini ayam dari Undip kan dikirim ke Salatiga, kami punya rumah pemotongan ayam di sana, kemudian ayamnya dijual di kampus sini. Untuk kandang 'closed house', kami lihat mana perguruan tinggi lagi yang mau," katanya.
     Sepertinya, kata Thomas, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Andalas (Unand), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Lampung (Unila) juga berminat.
     Sementara itu, Rektor Undip Prof Yos Johan Utama mengapresiasi CPI yang bersedia bekerja sama membangun laboratorium "entrepreneurship" untuk membantu mahasiswa belajar mengenai kewirausahaan.
     "Ini upayanya bagaimana mahasiswa jangan digerakkan jadi pegawai, tetapi digerakkan jadi 'entrepreneur'. Mahasiswa akan dilatih, alat dan bahannya dari sana (CPI, red,) semua," kata Guru Besar Fakultas Hukum (FH) Undip itu.
     Selain dengan FPP, CPI juga menjalin kerja sama dengan Fakultas Psikologi untuk program "Bakti Pada Guru" yang telah dimulai pada 13 September 2017 yang hingga kini telah melatih sebanyak 1.453 guru.