Jakarta (Antaranews Jateng) - China sukses membekap Iran 84-72 dalam partai final bola basket putra Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.

Hasil itu membuat China resmi mengawinkan medali emas basket Asian Games 2018 setelah sebelumnya tim putri mereka mengalahkan Korea Bersatu 71-65.

Bahkan, lebih jauh lagi, China mendominasi empat medali emas yang diperebutkan dalam olahraga bola keranjang di Asian Games 2018, setelah tim putra-putri mereka juga menggondol emas dalam bola basket 3x3.

Sempat mengawali pertandingan dengan tertatih, China akhirnya berhasil bangkit di paruh kedua pertandingan untuk memastikan kemenangan.

Pemain beretnis minoritas muslim Uyghur, Abudushalamu Abudurexiti, menjadi yang tersubur dalam kemenangan China kali ini lewar 20 poin dan 6 assist diikuti Zhao Rui yang mengemas 16 poin dan 6 assist.

Sementara penggawa Houston Rockets, Zhou Qi, mencapai double-double lewat 15 poin dan 11 rebound ditambah 4 blok.

Kubu Iran kali ini boleh dibilang bergantung sepenuhnya terhadap pemain senior jebolan NBA, Hamed Ehdadi, yang mencatatkan double-double 27 poin dan 10 rebound, serta hanya mendapat bantuan 13 poin dari Mohammadsamad Nikkhabahrami, 12 poin Behnam Yakhchalidehkordi dan 10 poin Mohammad Hassanzadeh.

Laga berlangsung ketat sejak awal, namun Iran berhasil mengungguli China 8-6 dalam lima menit pertama pertandingan.

Jarak keunggulan itu kian melebar memanfaatkan dominasi kehadiran Ehdadi di bawah keranjang yang sanggup menghentikan para pemain China dengan usia yang lebih muda. Iran sukses menutup kuarter pertama dalam keunggulan 25-18.

Kendati demikian, dominannya Ehdadi sekaligus menjadi kelemahan bagi Iran, yang segera inferior di bawah keranjang ketika penggawanya itu istirahat di bangku cadangan.

Ketika Ehdadi meninggalkan lapangan di sisa waktu 5 menit 45 detik kuarter kedua, Iran tengah unggul 38-24 atas China. Namun, hanya tiga menit ditinggal Ehdadi China sudah memangkas jarak menjadi lima poin saja dalam skor 35-40.

Paruh pertama pertandingan rampung dengan skor 45-41 masih untuk keunggulan Iran yang mulai berada di bawah ancaman.

Pendulum momentum kebangkitan yang mengayun ke China kian kuat, mereka membuka kuarter ketiga dengan rentetan sembilan poin tanpa balas demi berbalik unggul 50-45 atas Iran. Hal itu tidak lepas dari faktor stamina yang mulai menggerogoti Ehdadi, pebasket yang kini berusia 33 tahun itu.

Sejak itu, kendati Iran berupaya mengejar ketertinggalan poin yang mereka alami, akurasi tembakan mereka kian tumpul, maka jadilah China menutup kuarter ketiga tetap dalam keadaan unggul 59-56.
  Para pemain China berkerumun merayakan kemenangan atas Iran. (ANTARA/Gilang Galiartha)
Pertandingan masih berlangsung ketat di awal kuarter pamungkas, sebelum China menjauh 65-60 lewat tripoin yang dilesakkan Fang Shuo di sisa waktu 7 menit 47 detik.

Jarak tersebut kian melebar hingga laga berakhir dengan skor 84-72 bagi kemenangan China.