Jakarta (Antaranews Jateng) – Konsumsi obat anti-impoten dalam dosis tinggi menjadi penyebab seseorang menjadi buta warna, menurut penelitian.
Pasien berusia 31 tahun saat tiba di unit gawat darurat di sebuah klinik di Amerika mengeluhkan bahwa kedua matanya terlihat sangat merah. Hal tersebut terjadi setelah ia mengonsumsi Viagra (sildenafil citrate), dalam bentuk cair yang dibelinya di internet. Diakuinya ia mengonsumsi obat tersebut melebihi dosis yang seharusnya, yakni 50mg. Begitu meneguknya, tiba-tiba matanya memerah.
Pria tersebut didiagnosis mengalami "toksisitas retina persisten" berkaitan dengan obat anti-impoten yang merusak lapisan luar membran mata dan penglihatannya belum kunjung membaik setelah satu tahun kemudian, meski mendapatkan perawatan.
Baca juga: Ketimbang viagra, minyak zaitun lebih ampuh atasi impotensi
"Penelitian ini menunjukkan bahwa betapa bahayanya menegak obat dalam dosis tinggi dari pengobatan yang disarankan. Orang yang hidupnya bergantung pada penglihatan harus menyadari mengenai dampak jangka panjang dari memuaskan diri dengan obat ini,” terang peneliti utama Dr. Richard Rosen, direktur pelayanan retina di New York Eye and Ear Infirmary of Mount Sinai, seperti dilansir plymouthherald, Selasa (2/10).
Kini, untuk pertama kalinya para peneliti menunjukkan adanya buta warna akibat rusaknya retina yang ditengarai oleh konsumsi Viagra secara berlebihan.
Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Retinal Cases, menggunakan scan state-of-the-art yang disebut optik adaptif (AO), teknologi yang memungkinkan dokter untuk memeriksa struktur mikroskopis mata pasien saat itu juga, dan tomografi koherensi optimal (OCT), sistem pencitraan lintas penampang lapisan retina secara detil, untuk memeriksa retina-nya. Riset tersebut mengidentifikasikan kerusakan struktural pada tingkat sel, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Baca juga: Deteksi gangguan penglihatan melalui tes hitung jari
“Buta warna adalah efek samping dari obat ini. Temuan kami ini membantu dokter untuk menyadari potensi perubahan sel pada pasien akibat penggunaan obat sevara berlebihan, sehingga lebih baik mendidik pasien mengenai risiko bila mengonsumsi obat anti-impoten ini dalam dosis berlebih,” pungkas Dr. Rosen.