Semarang (Antaranews Jateng) - Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono menyebut Kabupaten Jepara aman dibangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk memenuhi kebutuhan energi di masa mendatang yang terus bertambah.

"Jepara dianggap paling aman karena dari hasil kajian, struktur geologinya 'safe', tidak ada kegempaan, tsunami juga tidak dimungkinkan karena pantai utara tidak ada pertemuan lempeng bumi, yang ada (kemungkinan terjadinya tsunami, red) di pantai selatan," katanya di Semarang, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa pemanfaatan nuklir saat ini telah menyasar pada segi perekonomian masyarakat, bahkan radiasi yang dihasilkan oleh energi nuklir sudah digunakan untuk pengembangan varietas benih pertanian.

Selain itu, energi nuklir juga telah dimanfaatkan untuk mencari sumber mata air di suatu daerah, meskipun dengan biaya yang cukup mahal.

"Teknologi itu sudah berjalan tiga tahun terakhir, dan sudah saatnya Jateng memanfaatkan energi nuklir," ujarnya.

Ia mengungkapkan jika rencana pembangunan PLTN di daerah pesisir Kabupaten Jepara itu sudah masuk rencana kerja alternatif pembangkit listrik meskipun mendapat penolakan dari masyarakat.

Menurut dia, warga setempat masih takut dengan isu radiasi dari energi nuklir yang bisa merusak sel tubuh manusia dalam jangka panjang.

"Sosialisasi mengenai energi nuklir memang masih kurang, masyarakat menganggap nuklir itu seperti bom atom yang punya radiasi berbahaya, padahal tidak sebahaya itu karena lat-alat medis modern juga pakai teknogi nuklir untuk rontgen dan radiografi. Nuklir semakin hari semakin aman," katanya.

Teguh menyarankan Pemerintah Pusat untuk serius memilih membangun PLTN pada masa mendatang dengan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai.