"Pelatih bilang Syuci renangnya jangan ngawur. Cepat...cepat dan makin cepat," ungkap Syuci usai lomba.
Syuci yang turun di lane 5 nomor 200 meter gaya ganti putri SM14 menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 2 menit 36,32 detik untuk memboyong medali emas bagi Indonesia.
"Alhamdulillah saya bersyukur banget, sudah all out, ini lah hasilnya," kata Syuci.
Syuci unggul tipis dari atlet Hong Kong Chan Yui Lam yang finis di tempat kedua dengan catatan waktu 2 menit 37,01 detik.
Medali perunggu nomor yang diiikuti oleh atlet dengan gangguan intelektualitas itu diraih oleh atlet para-renang Jepang Mami Inoue dengan catatan waktu 2 menit 37,41 detik.
Dengan hasil tersebut Syuci telah mengumpulkan total dua medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu dari cabang para-renang.
Medali perunggu diraih atlet para-renang asal Riau itu di nomor gaya bebas 200 meter putri S14, sementara medali perak ia raih di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri S14.
Dua medali emas diraih Syuci di nomor 200 meter gaya ganti putri SM14 dan 100 meter gaya dada putri SB14.
Pada hari terakhir cabang para-renang Asian Games 2018, Jendi Pangabean menambah pundi-pundi medali Indonesia dengan medali perak di nomor 100 meter gaya kupu-kupu S9 putra.
Kemudian satu medali perunggu bagi Indonesia disumbangkan oleh Steven Tangkilisan Sualang yang finis ketiga di nomor 100 meter gaya punggun S10 putra.
"Terima kasih tentunya kepada seluruh bangsa Indonesia sudah mendukung selama perhelatan Asian Para Games. Terima kasih juga kepada para pelatih dan semua jajaran yang telah bekerja keras membantu saya," kata Jendi.
Setelah Asian Para Games 2018, Jendi, atlet yang kehilangan kaki kirinya karena kecelakaan itu akan kembali fokus pelatnas di Solo untuk mengincar sejumlah kejuaraan dunia dan mempersiapkan diri untuk ASEAN Para Games 2019 di Filipina.