Magelang (Antaranews Jateng) - Festival Tlatah Bocah 2018 bertema "Holopis Kuntul Baris" digelar sebagai ajang seni budaya yang menanamkan nilai-nilai keberagaman, mulai dari kalangan anak-anak, kata penggagas agenda tahunan itu, Gunawan Julianto.

"Sejak masih usia anak-anak penting untuk ditanamkan nilai-nilai keberagaman, kerja sama, gotong-royong," ujar dia saat malam puncak Festival Tlatah Bocah XII/2018 di Magelang, Sabtu (27/10) malam.

Puncak festival tersebut (27-28 Oktober 2018) berlangsung di kawasan lereng barat Gunung Merapi di Sanggar Bangun Budaya Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Pada 15-20 Oktober, pihak panitia festival bekerja sama dengan pengelola SMK Pangudi Luhur Muntilan, Kabupaten Magelang menggelar pameran karya para siswa dan pementasan berbagai kesenian.

Para seniman dan pegiat budaya yang terlibat dalam seluruh rangkaian Festival Tlatah Bocah 2018 berasal dari berbagai komunitas pegiat kesenian, baik di Magelang maupun berbagai kota di Indonesia dan luar negeri.

Ia menjelaskan, semangat bekerja sama dan pergaulan mewujudkan kesadaran atas kemajemukan hidup bermasyarakat.

"Wawasan tentang hal itu kiranya menjadi kebutuhan anak-anak, untuk membangun budaya kemajemukan. Kesadaran bahwa hidup itu saling melengkapi," kata dia.

Tema festival, "Holopis Kuntul Baris", ujar dia, mewujudkan pentingnya hidup bersama-sama dan bergotong-royong, termasuk memperkuat semangat musyawarah dalam kehidupan sehari-hari.

Kepala Desa Sumber Maryono mengatakan semangat kebersamaan sebagai kekuatan hidup bermasyarakat.

"Kalau kita hendak membangun kekuatan, kita harus bersama-sama," ujar dia.

Ia juga mengatakan pentingnya membangun kesadaran untuk pemenuhan hak-hak anak, termasuk melalui penanaman semangat dan nilai-nilai kearifan lokal.

Malam puncak festival pada Sabtu (27/10), antara lain menampilkan pentas wayang bocah, wayang kulit dengan dalang cilik, wayang kontemporer, pentas tarian, dan musik perkusi, sedangkan pada Minggu (28/10) berlangsung kirab budaya, berbagai pementasan tarian, pantomim, musik, dan ludruk.

Panggung pementasan seluas 12x8 meter di halaman Sanggar Bangun Budaya pimpinan Untung Pribadi dibuat para seniman setempat dalam bentuk replika kapal ukuran raksasa dari bahan tatanan bambu dan bentangan sejumlah kain warna putih membentuk layar.