Semarang (Antaranews Jateng) - Pakar komunikasi STIKOM Semarang Gunawan Witjaksana memandang perlu masing-masing pasangan calon peserta Pilpres 2019 mempersiapkan teknik komunikasi yang lebih baik sehingga mampu menyampaikan informasi yang informatif kepada calon pemilih.
   
"Dari sisi komunikasi, pada debat selanjutnya peserta debat perlu lebih mempersiapkan teknik-teknik komunikasi yang lebih baik," kata Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si. menjawab pertanyaan Antara di Semarang, Senin.

Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum, debat capres diselenggarakan lima kali pada masa kampanye, yakni dua kali untuk calon presiden, satu kali untuk calon wakil presiden, dan dua kali untuk capres dan cawapres. Dengan demikian, masih ada tiga debat lagi.

Debat ketiga bertema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan kebudayaan dijadwalkan pada tanggal 17 Maret 2019 dengan peserta debat Cawapres Ma'ruf Amin dan Cawapres Sandiaga Uno.

Debat keempat yang dijadwalkan pada tanggal 30 Maret 2019 akan memilih tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. Pada debat ini dua capres (Joko Widodo dan Prabowo Subianto) akan tampil.

Debat terakhir atau kelima, pasangan Joko Widodo/Ma'ruf Amin dan pasangan Prabowo Subianto/Sandiaga Uno akan tampil kembali. Debat yang dijadwalkan pada tanggal 13 April 2019 bertema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri.

Kendati demikian, Gunawan menilai debat kedua dengan tema energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur yang menampilkan Joko Widodo dan Prabowo Subianto, Minggu (17/2) malam, lebih hidup karena tidak ada kisi-kisi sehingga alami.

"Sayangnya belum begitu muncul perdebatan yang sesungguhnya meski sesekali ada saling sanggah," kata Gunawan yang juga Ketua STIKOM Semarang.

Ia menilai pengalaman petahana terkait dengan tema debat kedua lebih tampak informatif aplikatif daripada penantang yang masih sangat normatif.